JAKARTA - Pembelajaran digital memerlukan aspek kemanusiaan untuk memicu pengembangan inovasi. Demikian disampaikan Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kemendikbudristek, M Hasan Chabibie, dalam acara International Symposium On Open, Distance, and E-Learning (Isodel) 2021, di Jakarta, Sabtu (4/12).

"Dalam mewujudkan pembelajaran digital perlu membangun aspek kemanusiaan guna mengembangkan inovasi," ujarnya. Dia mengatakan, pembelajaran tak hanya membangun infrastruktur. Hasan minta pendidik untuk mengawal pendidikan karakter. Menurutnya, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dapat dimanfaatkan untuk memberi nilai-nilai budaya pelajar dan mahasiswa.

Dia menambahkan, teknologi dapat digunakan untuk mengembangkan model pembelajaran yang menekankan pembiasaan sikap dan perilaku baik, dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran menitikberatkan pada penanaman dan penguatan pendidikan karakter yang lebih optimal.
"TIK bisa menjadi alat bagi pendidik untuk mewujudkannya," jelasnya.

Campuran
Lebih jauh, Hasan berharap, masyarakat semakin tertarik untuk mengeksplor pembelajaran digital. Hal ini penting dalam mendukung metode hybrid learning atau pembelajaran campuran.

Dia menekankan, pendidikan karakter menjadi sorotan dalam pembelajaran digital. Ini harus disikapi secara bijak mengingat banyak peluang dan nilai positif dalam TIK.

"Pada saat sebagian orang tua meragukan pembelajaran daring dan sebagian guru mengkhawatirkan berkurangnya karakter siswa, jangan lupa TIK menyediakan peluang untuk membagikan nilai-nilai positif," katanya.

Hasan menyebut, Isodel 2021 telah melahirkan dinamika positif dalam pengembangan pembelajaran digital. Banyak karya inovatif dan media pembelajaran yang dikembangkan oleh individu baik pemerintah maupun dunia industri. "Isodel 2021 membuktikan, saat ini kolaborasi begitu sangat mudah untuk melengkapi satu sama lain dalam menghasilkan karya yang optimal," tandasnya.

Sementara itu, Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Judi Wahjudin, menambahkan, literasi budaya-tradisi harus ditingkatkan di kalangan murid. Dia minta sekolah dapat mewujudkannya dalam bentuk ekstrakurikuler.

Judi memberi contoh tradisi berziarah. Menurutnya, banyak orang tidak tahu yang diziarahi. Maka, di makam-makam para tokoh perlu disediakan papan informasi agar para peziarah tahu perjuangan mendiang.

Baca Juga: