JAKARTA - Manajemen PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta menyatakan pembebasan lahan untuk keperluan depo seluas 20 hektare di Ancol Barat, Jakarta Utara, dengan nilai sekitar 1,5 triliun rupiah, akan mulai dilakukan pada 2021.

Pembebasan lahan yang berbarengan dengan pembangunan trase II-B jurusan Kota-Ancol ini sesungguhnya direncanakan dilakukan pada 2020, namun harus ditunda akibat direalokasi untuk penanganan Covid-19.

"Rencana tahun depan (pembebasan lahan) karena tahun ini bisa dikatakan tidak ada pendanaan dari Pemprov," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar saat dihubungi di Jakarta, Kamis

Sebelumnya dalam rapat bersama Komisi B DPRD DKI Jakarta, Rabu (9/7), William mengatakan dana untuk pembebasan lahan pembangunan depo untuk jalur fase II tersebut yang telah melalui studi kelaikan (feasibility study/FS), diharapkan oleh pihak MRT, segera bisa dikucurkan.

Karena itu, lanjut William, pemberi pinjaman yakni Badan Kerja Sama Internasional Jepang atau Japan International Cooperation Agency (JICA) akan melakukan pengecekan progres pembangunan lahan depo pada November 2020 mendatang.

JICA juga mewajibkan MRT Jakarta supaya memiliki lahan depo untuk pembangunan MRT fase II di trase II-B. Sehingga proyek pembangunan MRT trase II-B bisa dikerjakan ketika proyek trase II-A jurusan Bundaran Hotel Indonesia (HI)-Kota selesai dikerjakan.

"JICA akan menurunkan tim atas pertimbangan pemerintah Indonesia untuk menghitung (pinjaman), dan kira-kira apakah depo sudah dibebasin atau belum. Kepastian tentang depo itu pada bulan November," ucapnya. ï® Ant/P-5

Baca Juga: