Jangan sampai penambahan jalur khusus sepeda yang menghabiskan biaya puluhan miliar itu sia-sia hanya karena belum ada kesadaran di antara sesama pengguna jalan raya. Jangan sampai jalur khusus sepeda sudah dibangun tetapi jutsru akan menambah jumlah kecelakaan.
Pesepeda di Jakarta semakin dimanjakan. Setelah sebelumnya diperbolehkan membawa sepeda nonlipat di MRT, kini berbagai fasilitas yang khusus diperuntukkan bagi mereka yang suka gowes sedang disiapkan seperti penambahan jalur khusus sepeda.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan (Dishub) menargetkan membangun jalur sepeda sepanjang 190 km pada 2022. Dan rencana tersebut sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) maupun kegiatan strategis daerah.
Penambahan jalur itu untuk mengakomodasi tingginya minat masyarakat yang beralih menggunakan sepeda baik untuk olahraga atau transportasi untuk bekerja. Sepanjang 2019, terjadi peningkatan hingga 1.000 persen pengguna sepeda di Jakarta. Dalam satu gedung tadinya tidak sampai 10 orang yang menggunakan sepeda ke kantor, kini bisa menjadi 100 orang yang bike to work.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo menjelaskan jalur sepeda menjadi salah satu bagian dari fokus pemenuhan RPJMD yang akan dituntaskan tahun ini. Per Juni 2021, total jalur sepeda di DKI Jakarta mencapai 63 kilometer, salah satu yang paling terkenal adalah jalur sepeda permanen di sepanjang Jalan Thamrin-Sudirman, Jakarta Pusat-Jakarta Selatan.
Semakin banyaknya pekerja yang bike to work bagus-bagus saja, terutama untuk mengurangi polusi, untuk menjaga agar udara, terutama di wilayah kota besar seperti Jakarta tidak semakin polutif.
Namun meningkat pesatnya bike to work bukan tidak menambah masalah. Gedung atau perkantoran tempat mereka bekerja harus menyediakan tempat untuk memarkir sepeda dan juga tempat ganti baju sebelum mereka masuk dan pulang kerja.
Penambahan jalur sepeda tersebut harus diikuti dengan sosialisasi yang massif ke seluruh pengguna jalan raya di Jakarta, terutama pesepeda. Jangan sampai pembangunan jalur khusus sepeda yang menghabiskan biaya lumayan besar, sia-sia hanya karena belum ada kesadaran di antara sesama pengguna jalan raya. Jangan sampai jalur khusus sepeda sudah dibangun tetapi jutsru akan menambah jumlah kecelakaan.
Lihat saja, kecelakaan mobil vs pesepeda di Jl Sudirman beberapa waktu lalu terjadi bukan di jalur sepeda. Faktanya, sehari-hari memang banyak pesepeda yang tidak mau menggunakan jalur sepeda.
Seperti dikutip cyclingweekly alasannya karena berada di jalur sepeda ternyata tidak selalu aman saat melintas di persimpangan. Pengguna sepeda yang ingin lurus akan menghadapi situasi sulit ketika ada kendaraan bermotor yang memotong jalannya untuk berbelok. Tak lain karena posisi jalur sepeda selalu ada di jalur lambat, yakni paling kiri.
Selain itu, sulit menemukan jalur sepeda yang benar-benar steril. Bahkan di beberapa tempat, jalur berwarna hijau dan diberi gambar sepeda ini kerap dipakai sebagai tempat parkir. Kenyamanan melintas di jalur sepeda juga kerap terganggu oleh lubang-lubang pembuangan air yang selalu ada di sisi jalan paling pinggir.
Berbagai alasan pesepeda enggan terus berada di jalur khusus sepeda ini yang harus segera diatasi. Cari penyebabnya. Jika itu terkait dengan pengguna jalan lain, mereka juga harus diedukasi. Jika itu bisa terlaksana, tidak sia-sia membangun jalur khusus sepeda yang ternyata anggarannya mencapai puluhan miliar rupiah.