JAKARTA - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) siap mengoptimalkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
"TKDN itu penting dan ini kita akan gunakan semaksimal mungkin. Optimalkan pemanfaatan tidak hanya material, namun juga sumber daya-sumber daya lokal," ujar Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Mohammed Ali Berawi, di Auditorium Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (15/3).
Maka dari itu, lanjut Ali, kata kunci transfer teknologi dan pengetahuan menjadi hal sangat penting. Hal ini disebabkan terkait dengan modernisasi proyek-proyek yang harus ada pembangunan hardware seperti pembangunan fisik gedung dan sebagainya, serta harus ada pembangunan software seperti teknologi yang menghubungkan gedung dan bangunan-bangunan fisik tersebut agar lebih efisien dan efektif.
Selain itu, dalam pembangunan IKN juga harus ada pembangunan brainware atau kapasitas SDM dan kapasitas baik pebisnis, unit usaha dan industri harus naik kelas.
"Ini yang harus kita manfaatkan momentum IKN sebagai momentum transformasi berbudaya, bekerja, dan living," kata Ali.
Ali menambahkan Otorita IKN juga mengoptimasikan tenaga kerja dan sumber daya lokal, namun untuk material juga didatangkan dari wilayah-wilayah dalam negeri yang bertetangga dengan IKN seperti Sulawesi.
Selama pembangunan IKN secara otomatis aktivitas ekonomi mengalami peningkatan, sehingga pembangunan IKN memberikan peluang tidak hanya bagi masyarakat lokal di sekitar IKN, namun juga menggerakkan perekonomian seluruh Indonesia.
"Ini yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin, bagaimana amanat membangun IKN sebagai kota yang berkelanjutan, berketahanan, hijau, pintar, dan inklusif benar-benar bisa kita wujudkan," ujar Ali seperti dikutip Antara.
Sebelumnya, Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan optimalisasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara membuka lapangan kerja.
Koordinator V LPJK Kementerian PUPR, Manlian Ronald A. Simanjuntak, mengatakan TKDN ini betul-betul diperjuangkan supaya sepenuhnya (fully) 70 persen sampai 80 persen ada di Indonesia. Strateginya adalah yang pertama LPJK mendorong mulai dari tenaga kerja konstruksi, kemudian aplikator, material, badan usaha termasuk penyedia jasa memastikan sumber daya manusianya berasal dari Indonesia.
Sedangkan urusan material, bagaimana ketersediaan material lokal. Kalaupun ada material dari luar negeri maka diusahakan pabrikannya dihasilkan di Indonesia, termasuk peralatan, perakitan sampai dengan ketersediaan suku cadang dan sebagainya.