PLYMOUTH - Aktivis belia asal Swedia yang memperjuangkan perlawanan terhadap perubahan iklim, Greta Thunberg, menyatakan bahwa sejak ia memulai aksi mogok sekolah setahun lalu, pesannya yang menyoroti soal bahaya pemanasan global, secara perlahan kian menggaung walau tindakan dalam mengatasi masalah lingkungan ini amat lamban. Hal itu disampaikan Thunberg, dalam konferensi pers kota pelabuhan Plymouth, Inggris, pada Rabu (14/8).

"Saya berkeyakinan bahwa pesan tanpa kompromi yang saya lontarkan, perlahan mulai didengar," kata Thunberg, 16 tahun. "Sebelumnya saya telah jadi target penyalahgunaan, namun itu merupakan bukti bahwa pesan yang telah memberi dampak," imbuh dia.

Konferensi pers Thunberg itu digelar sebelum ia memulai perjalanannya melintasi Samudra Atlantik dengan menumpang kapal layar lomba dari kota pelabuhan Plymouth, Inggris, menuju New York, Amerika Serikat (AS).

Pelayaran itu ditempuh Thunberg agar ia bisa membacakan tuntutannya soal aksi iklim di Amerika Utara di KTT Iklim PBB di New York, AS, bulan depan. Thunberg mendapat tawaran menumpang kapal layar lomba setelah ia menentang menaiki pesawat terbang yang disebutnya merupakan sarana transportasi dengan emisi yang amat besar.

"Debat (mengenai iklim) telah bergeser. Saya merasa orang-orang telah menyikapinya secara serius dan mereka mulai menyadarinya, walau secara perlahan," kata Thunberg.

Walau begitu Thunberg mengakui bahwa masih perlu dilakukan aksi yang lebih sepadan. "Saat kita melihat dalam perspektif yang lebih luas, bisa dikatakan tak ada hal yang positif yang terjadi," ucap dia.

Thunberg jadi sorotan setelah ia bolos sekolah hanya agar ia bisa melakukan aksi protes di luar gedung parlemen Swedia pada Agustus tahun lalu. Sejak namanya kian dikenal, Thunberg telah banyak bertemu dengan pemimpin politik dan bisnis di seantero Eropa.

Dalam pelayarannya ke AS ini, Thunberg akan ditemani kapten kapal layar Malizia II bernama Pierre Casiraghi, pelaut asal Jerman bernama Boris Herrmann, serta ayahandanya, Svante Thunberg.

"Perjalanan ini amat berat dan menunjukkan betapa sulitnya hidup secara ramah lingkungan saat ini. Berlayar melintasi Samudra Atlantik dengann berlayar memang amat konyol, namun inilah caranya bepergian tanpa mengeluarkan emisi," papar Thunberg.

Dalam konferensi pers itu, Thunberg mengatakan tak berencana untuk menemui Presiden AS, Donald Trump. "Saya tak bisa mengatakan apapun karena ia (Trump) pasti tak mau mendengarkannya," komentar dia. ang/AFP/I-1

Baca Juga: