JAKARTA - Perusahaan pengembang tenaga surya, SUN Energy terus mendorong pengembangan sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di lembaga lembaga pendidikan. Itu untuk mengejar target net zero emmision (NZE) pada tahun 2060.

Perusahaan itu mengakselerasi pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia, salah satunya dengan mendukung instalasi PLTS di kawasan pendidikan. Pemasangan sistem PLTS di Universitas HKBP Nommensen Medan, Sumatera Utara adalah pemasangan ketujuh di kawasan pendidikan tinggi.

Chief Commercial Officer SUN Energy Dionpius Jefferson mengucapkan pemasangan di Universitas HKBP Nommensen ini setelah instalasi di Institut Teknologi Sumatera (ITERA) berkapasitas 1 MWp, lalu di ITN Malang berkapasitas 0.5 MWp dan Universitas Tanjungpura dengan kapasitas 1,5 MWp, Politeknik Bengkalis, Universitas Diponegoro, serta Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Del.

"Sistem PLTS Atap ini berkapasitas total 823 kilo watt peak (kWp) dengan pemasangan 618 kWp di Universitas HKBP Nommensen Medan dan 205 kWp di Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar dengan PLTS On-Grid Ground Mounted," sebutnya melalui keterangan persnya yang diterima redaksi Koran Jakarta kemarin (4/5).

Kata Dionpius, proyek tersebut berhasil mencatatkan Universitas HKBP Nommensen sebagai proyek pemasangan PLTS SUN Energy yang kedua di sektor pendidikan di Sumatera Utara. Menurutnya, kehadiran PLTS di lingkungan pendidikan secara tidak langsung akan memperkenalkan manfaat pengaplikasian energi baru terbarukan (EBT) yang dianggap sebagai energi masa depan kepada generasi muda.

"PLTS dikenal sebagai solusi energi terbarukan yang juga menawarkan efisiensi biaya listrik, namun kehadiran PLTS di institusi pendidikan ini juga menyertakan nilai tambah tersendiri dalam aktivitas pendidikan, sekaligus menjadi ajang promotor terhadap para mahasiswa sebagai generasi muda mengenai urgensi penggunaan energi baru terbarukan di masa sekarang hingga masa mendatang," ujar Dionpius.

Jadi andalan

Adapun PLTS menjadi tulang pungggung untuk mengejar target NZE. Saat ini kontribusi energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi primer nasional pada 2021 baru mencapai 11,7 persen.

Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial memproyeksikan potensi energi surya yang dimiliki Indonesia lebih dari 3.200 GigaWatt (GW) atau 89 persen dari total potensi energi baru terbarukan yang tersedia di dalam negeri.

Baca Juga: