SEOUL - Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, pada Selasa, mengatakan Korea Utara berupaya mengguncang masyarakat Korea Selatan menjelang pemilihan umum, dengan menembakkan rudal balistik jarak menengah ke Laut Timur.

Yoon menyampaikan pernyataan tersebut dalam rapat Kabinet Pemerintah Korsel yang diadakan di pusat Kota Sejong, beberapa jam setelah Korea Utara menembakkan rudal tersebut dalam peluncuran rudal balistik ketiganya tahun ini.

Seeperti dikutip dari Antara, rudal itu meluncur dengan jarak sekitar 600 kilometer sebelum mendarat di Laut Timur. "Rezim Korea Utara berusaha mengguncang masyarakat kita menjelang pemilihan umum, sambil terus melanjutkan penembakan rudal dan provokasi militer lainnya," kata Yoon.

Menurut dia, provokasi-provokasi tersebut hanya akan menyatukan dan memperkuat pikiran rakyat Korsel. Yoon menyerukan kesiapan yang kuat untuk menghadapi provokasi lainnya.

Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak menengah (IRBM) ke Laut Timur pada Selasa (2/4), kata militer Korea Selatan, dalam peluncuran rudal balistik ketiganya tahun ini.

Dikutip dari Yonhap, Kepala Staf Gabungan atau Joint Chiefs of Staff (JCS) mengatakan telah mendeteksi sebuah rudal yang diduga kelas jarak menengah ditembakkan dari wilayah Pyongyang pada pukul 6.53 pagi, dan rudal tersebut terbang sekitar 600 kilometer sebelum mendarat di Laut Timur.

Uji Coba Rudal

Para pejabat militer Korea Selatan menduga Korea Utara mungkin telah melakukan uji coba rudal jarak menengah yang dilengkapi hulu ledak hipersonik untuk menguji kinerja sistem pengirimannya setelah uji mesin bulan lalu.

Pada 20 Maret, Pyongyang mengatakan pihaknya berhasil melakukan uji jet darat terhadap mesin bahan bakar padat untuk rudal hipersonik menengah jenis baru.

"Korea Utara tampaknya telah menempatkan hulu ledak hipersonik di atas sistem pengiriman yang digunakan dalam uji mesin bulan lalu," kata seorang pejabat senior militer.

Meskipun rudal Korut terbang kurang dari 10 menit, lebih pendek dari waktu penerbangan peluncuran IRBM sebelumnya, kecepatannya mirip dengan rudal hipersonik.

"(Kami) menilai (peluncuran terbaru) ini terkait dengan uji coba darat bahan bakar padat yang diumumkan Korea Utara pada bulan Maret," kata Kolonel Lee Sung-jun, juru bicara JCS, dalam pengarahan rutin.

Rudal hipersonik bergerak dengan kecepatan setidaknya Mach 5 - lima kali kecepatan suara - dan dirancang agar dapat bermanuver di jalur penerbangan yang tidak dapat diprediksi dan terbang di ketinggian rendah. Dengan kecepatan Mach 5 atau lebih tinggi, rudal semacam itu dapat menempuh jarak 195 kilometer antara Pyongyang dan Seoul hanya dalam satu hingga dua menit.

Peluncuran hari Selasa ini menandai peluncuran rudal balistik ketiga Korea Utara tahun ini. Pada 14 Januari, Korea Utara melakukan uji coba rudal balistik jarak menengah berbahan bakar padat yang membawa hulu ledak hipersonik. Bulan lalu, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memandu latihan penembakan yang melibatkan peluncur roket ganda berukuran super besar yang juga dianggap sebagai sistem rudal balistik.

Ketika ditanya tentang kemungkinan perbedaan antara peluncuran terbaru dan peluncuran bulan Januari, Lee mengatakan ada persamaan serta perbedaan tanpa memberikan rincian, dan mencatat bahwa diperlukan analisis lebih lanjut. "Ada kemungkinan kemampuan kendaraan peluncuran telah ditingkatkan," katanya.

Militer Korea Selatan mengecam peluncuran rudal terbaru Korea Utara sebagai "tindakan provokatif" dan berjanji akan meningkatkan kewaspadaan militer terhadap kemungkinan tanda-tanda provokasi.

"Sambil memperkuat pemantauan dan kewaspadaan kami, militer kami telah berkoordinasi erat dengan Amerika Serikat untuk memantau tanda-tanda tambahan provokasi Korea Utara," kata JCS.

Baca Juga: