JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat kembali alias rebound, hari ini (12/7). Pergerakan IHSG diperkirakan masih dibayangi beragam sentimen internal, baik negatif maupun positif.

Seperti diketahui, penjualan ritel pada Mei 2022 tumbuh 2,9 persen secara tahunan (yoy), lebih rendah ketimbang capaian pada April 2022 sebesar 8,5 persen. Kondisi tersebut mengindikasikan dampak negatif kenaikan inflasi terhadap konsumsi masyarakat.

Namun, pelaku pasar mengantisipasi data neraca perdagangan nasional yang rencananya dirilis pada 15 Juli mendatang. Sebagai catatan ekspor dalam beberapa kuartal terakhir menjadi salah satu penggerak pemulihan ekonomi nasional sehingga dapat menjadi sentimen positif bagi IHSG.

Karena itu, Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Selasa (12/7), berpeluang rebound ke level 6.730-6.750.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (11/7) sore, ditutup melemah 18,07 poin atau 0,27 persen ke posisi 6.722,15. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 7,48 poin atau 0,78 persen ke posisi 952,2.

"Di samping tekanan kuantitas konsumsi yang ditandai dengan penurunan kinerja penjualan ritel pada Mei 2022 imbas harga pangan yang tinggi, angka kasus harian Covid-19 yang sudah meningkat di atas 2.700-an kasus kembali membawa kekhawatiran adanya perubahan kebijakan atas status level PPKM yang dapat menghambat aktivitas ekonomi hingga memberatkan laju IHSG," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta.

Dibuka menguat IHSG mayoritas bergerak di zona merah sepanjang sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih tak mampu beranjak dari teritori negatif sampai penutupan bursa saham.

Sepanjang hari ini Indeks LQ45 bergerak melemah. Saham-saham yang mendominasi penguatan yaitu TLKM, ASII, BRPT, KLBF, MIKA, sedangkan saham-saham yang mendominasi pelemahan, yakni GOTO, BBRI, MDKA, BBCA, BBNI.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, delapan sektor meningkat dengan sektor kesehatan naik paling tinggi 2,12 persen, diikuti sektor transportasi dan logistik dan sektor barang konsumen nonprimer masing-masing naik 1,18 persen dan 0,76 persen.

Baca Juga: