JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat, awal pekan ini, berbalik arah dari penutupan perdagangan pada akhir pekan lalu. Potensi penguatan tersebut didukung sejumlah sentimen meliputi data Neraca Perdagangan Indonesia pada Februari 2022 serta penjualan ritel dan produksi industri di Tiongkok.

Analis Phillip Sekuritas Indonesia, Joshua Marcius melihat IHSG masih bergerak di atas trendline bullish-nya dan stochastic yang mengarah ke atas pada area netralnya. Dia memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Senin (14/3), bergerak di rentang resistance 6.974 dan support 6.814 dengan kecenderungan menguat.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (11/3), ditutup melemah dipimpin saham-saham dari sektor energi. IHSG ditutup melemah tipis 1,41 poin atau 0,02 persen ke posisi 6.922,6. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,56 poin atau 0,06 persen ke posisi 997,7.

"Terkoreksinya indeks di bursa Wall Street seiring gagalnya perundingan antara Rusia dan Ukraina menjadi katalis negatif bagi IHSG," tulis Tim Riset Indo Premier Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta.

Terkoreksinya IHSG juga dipicu oleh harga minyak mentah dan batu bara yang melemah cukup signifikan.

Dibuka melemah, IHSG terus bergerak di zona merah sepanjang sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih tak mampu beranjak dari teritori negatif hingga penutupan bursa saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, enam sektor meningkat di mana sektor transportasi & logistik naik paling tinggi yaitu 3,57 persen, diikuti sektor infrastruktur dan sektor perindustrian masing-masing 1,5 persen dan 1,01 persen. Sedangkan lima sektor terkoreksi di mana sektor energi turun paling dalam yaitu minus 0,84 persen, diikuti sektor keuangan dan sektor barang baku masing-masing minus 0,49 persen dan minus 0,26 persen.

Penutupan IHSG diiringi aksi jual saham oleh investor asing di seluruh pasar yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell di seluruh pasar sebesar 73,79 miliar rupiah. Sedangkan di pasar reguler tercatat aksi jual asing dengan jumlah jual bersih 49,38 miliar rupiah.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.414.972 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 20,4 miliar lembar saham senilai 14,39 triliun rupiah. Sebanyak 260 saham naik, 246 saham menurun, dan 174 tidak bergerak nilainya.

Baca Juga: