JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melanjutkan tren positif, hari ini (13/12). Pergerakan IHSG akan dipengaruhi sejumlah sentimen eksternal, termasuk pelonggaran kebijakan penanganan Covid-19 di Tiongkok yang bisa mendorong kenaikan harga saham komoditas.

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheril Tanuwijaya, melihat dalam pergerakan IHSG kemarin, indikator stochastic menunjukan indikasi jenuh jual. Dia memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Selasa (13/12), bergerak di kisaran 6.700-6.800 dengan kecenderungan menguat.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan ditutup menguat di tengah turunnya indeks saham utama di bursa kawasan Asia. IHSG ditutup menguat 19,33 poin atau 0,29 persen ke posisi 6.734,45. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 5,74 poin atau 0,61 persen ke posisi 938,75.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana di Jakarta, Senin (12/12), mengatakan, IHSG memang berpeluang menguat kembali dalam jangka pendek. "Dari sisi lain pergerakan IHSG didukung oleh penguatan harga komoditas dunia," ujar Herditya.

Dibuka melemah, IHSG terus bergerak di zona merah sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih tak mampu beranjak dari teritori negatif namun berhasil menguat jelang penutupan bursa saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor terkoreksi dengan sektor barang konsumen primer turun paling dalam 1,21 persen, diikuti sektor transportasi & logistik dan sektor properti & real estat masing-masing turun 1,06 persen dan 0,78 persen. Sedangkan dua sektor meningkat yaitu sektor teknologi dan sektor infrastruktur masing-masing naik sebesar 2,35 persen dan 0,24 persen.

Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu MTPS, CHEM, WAPO, BBRM, dan KRYA. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni NINE, ZATA, EMTK, ARTO, dan GOTO.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 993.031 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 22,87 miliar lembar saham senilai 12,98 triliun rupiah. Sebanyak 316 saham naik, 226 saham menurun, dan 162 tidak bergerak nilainya.

Baca Juga: