JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi menguat lanjutan, hari ini (21/10). Hal itu dipengaruhi sentimen pelemahan dollar AS dan relaksasi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Dollar merosot setelah data menunjukkan pembangunan rumah Amerika Serikat (AS) secara tak terduga turun pada September lalu dan izin mendirikan bangunan jatuh ke level terendah satu tahun di tengah kekurangan bahan baku dan tenaga kerja yang akut.

"Kekurangan tenaga kerja AS dapat bertahan lebih lama dari pandemi virus korona dan membatasi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan kecuali negara itu memiliki kebijakan pendidikan, kesehatan, dan pengasuhan anak yang lebih baik untuk meningkatkan jumlah orang yang mau dan mampu bekerja," ujar Presiden Fed Richmond Thomas Barkin, Selasa (19/10) waktu setempat.

Dari dalam negeri, penurunan status PPKM di DKI Jakarta dari level 3 menjadi level 2 pada 19 Oktober hingga 1 November mendatang diharapkan dapat menggenjot pemulihan ekonomi nasional pada kuartal IV-2021.

Indeks dollar yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya terakhir turun 0,22 persen di 93,73. Sementara itu, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (19/10) sore, ditutup menguat 34 poin atau 0,24 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.076 rupiah per dollar AS.

Baca Juga: