JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi berbalik melemah, hari ini (6/10), setelah menguat sehari sebelumnya. Pergerakan rupiah bakal dipengaruhi data mingguan klaim pengangguran di Amerika Serikat (AS) yang dirilis tadi malam.

Peluang pelemahan rupiah makin terbuka jika data klaim pengangguran tersebut turun. Apabila data klaim pengangguran itu berlanjut turun dan berada di bawah 200 ribu, maka dollar akan perbaiki posisi mereka dari sebelumnya koreksi menjadi rebound sehingga bisa menekan rupiah.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin melihat sentimen data klaim pengangguran AS itu akan mempengaruhi rupiah jelang akhir pekan ini. Nanang memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Jumat (6/10), bergerak di kisaran 15.560-5.650 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam penutupan perdagangan, Kamis (5/10), ditutup menguat sebesar 16 poin atau 0,10 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.618 rupiah per dollar AS.

Analis Bank Woori Saudara BWS Rully Nova menyatakan rupiah menguat karena ekspektasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih tinggi dan juga inflasi Indonesia yang rendah. "Ekspektasi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 dan 2024 masing-masing 5,3 persen dan 5,2 persen, ditopang oleh tingkat konsumsi masyarakat di tahun pemilu (pemilihan umum)," ujar dia di Jakarta, kemarin.

Baca Juga: