JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melemah lanjutan, hari ini (27/7). Pelemahan tersebut bakal dipicu sentimen eksternal, terutama hasil rapat dewan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.

Potensi rupiah semakin terbuka apabila dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Juli 2023, The Fed kembali menaikkan suku bunga acuannya. Pengetatan moneter oleh The Fed dapat mendorong penguatan dollar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Kamis (27/7), bergerak fluktuatif sebelum akhirnya ditutup melemah di kisaran 15.010-15.080 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan, Rabu (26/7) sore, melemah sebesar 24 poin dari sehari sebelumnya menjadi 15.022 rupiah per dollar AS.

Ibrahim Assuaibi menambahkan, The Fed kemungkinan akan mengesahkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada pertemuan kali ini. Kenaikan ini akan menjadi kenaikan ke-11 dalam 12 pertemuan kebijakan terakhir.

Namun, ada ketidakpastian mengenai apakah The Fed akan berusaha menaikkan suku bunganya lagi di akhir tahun atau apakah kenaikan ini menandai akhir dari siklus pengetatan yang agresif. "Dengan begitu, komentar dari Gubernur The Fed Jerome Powell setelah keputusan tersebut akan dipelajari dengan seksama sebagai petunjuk para pembuat kebijakan," kata Ibrahim.

Baca Juga: