JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpeluang berbalik melemah tengah pekan ini. Pergerakan rupiah akan dibayangi sejumlah sentimen pendukung dan penekan.

Ekspektasi pasar terhadap pengetatan moneter lanjutan di Amerika Serikat (AS) sedikit mengendur pasca rilis sejumlah data ekonomi di Negeri Paman Sam. Kondisi itu mendorong ekspektasi bahwa bank sentral AS atau The Fed akan menunda kenaikan bunga acuan (FFR) pada bulan ini. Namun, pasar memperkirakan FFR akan kembali dinaikkan pada Juli mendatang.

Karenanya, Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo memproyeksikan kurs rupiah dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Rabu (7/6), berpotensi melemah hingga ke level 15.000 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, kurs rupiah terhadap dollar AS yang ditransaksikan antarbank, Selasa (6/6), menguat 0,20 persen atau 30 poin dari sehari sebelumnya menjadi 14.890 rupiah per dollar AS.

Analis Bank Woori Saudara (BWS) Rully Nova menyatakan penguatan rupiah terhadap dollar AS pada penutupan perdagangan Selasa sore ini lebih rendah dibanding penguatan saat pembukaan karena pelaku pasar kembali fokus pada faktor eksternal. "(Adapun faktor eksternalnya) data-data ekonomi AS yang akan mempengaruhi arah kebijakan suku bunga the Fed," ujar dia di Jakarta.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra juga mengingatkan bahwa pasar perlu mewaspadai sentimen yang tidak terlalu bullish untuk aset berisiko.

Baca Juga: