JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi berbalik melemah, hari ini (8/8). Sentimen negatif terhadap IHSG diperkirakan berasal dari rilis data ekonomi Tiongkok yang diproyeksikan negatif.

Analis Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian memperkirakan ekspektasi negatif pertumbuhan ekonomi Tiongkok berpotensi menyeret IHSG terkoreksi. Karenanya, dia memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Selasa (8/8), bergerak melemah di kisaran 6.809-6.894.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (7/8) sore, ditutup naik seiring dengan menguatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023. IHSG ditutup menguat 33,53 poin atau 0,49 persen ke posisi 6.886,37. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 7,42 poin atau 0,77 persen ke posisi 966,39.

"Pergerakan IHSG hari ini dipengaruhi optimisme setelah rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II-2023 Indonesia yang tumbuh positif 5,17 persen year on year (yoy) dan 3,86 quartal to quartal (qoq)," ujar Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei di Jakarta.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen (yoy) pada kuartal II-2023. Pada kuartal II-2023, besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku tercatat sebesar 5.226,7 triliun rupiah, sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan mencapai 3.075,7 triliun rupiah.

Dibuka menguat, IHSG betah ke teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG cenderung betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tujuh sektor meningkat yaitu dipimpin sektor keuangan sebesar 0,81 persen, diikuti sektor teknologi dan sektor industri yang masing-masing meningkat 0,65 persen dan 0,53 persen. Sedangkan, empat sektor terkoreksi yaitu sektor kesehatan turun paling dalam minus 1,71 persen, diikuti sektor infrastruktur dan sektor barang konsumen primer yang masing-masing turun minus 0,38 persen dan 0,19 persen.

Baca Juga: