JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi mengalami koreksi lanjutan pekan ini. Pergerakan IHSG akan dipengaruhi menguatnya spekulasi pasar mengenai sikap agresif bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed menaikkan suku bunga acuan hingga akhir tahun ini.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Muhammad Nafan Aji Gusta memperkirakan IHSG cenderung terkoreksi pada perdagangan pekan ini. Sebagai pertimbangannya, para investor menunggu sikap hawkish The Fed yang diprediksi menaikkan bunga acuan sebanyak 1 - 2 kali lagi di sisa tahun ini.

Nafan memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Senin (19/6), bergerak cenderung melemah dengan level support di kisaran 6.675-6.654, sedangkan resistance di rentang 6.744-6.787.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (16/6) sore, ditutup melemah di tengah penguatan bursa saham kawasan Asia dan global.

IHSG ditutup melemah 15,24 poin atau 0,23 persen ke posisi 6.698,55. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,11 poin atau 0,01 persen ke posisi 952,15.

"IHSG tertahan di zona merah, sementara bursa regional Asia menguat yang tampaknya pasar merespons kebijakan Bank of Japan (BoJ) yang mempertahankan suku bunga acuan jangka pendek tidak berubah pada minus 0,1 persen," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.

Pasar menilai keputusan Bank of Japan sebagai upaya pemulihan ekonomi Jepang yang sedang berlangsung, diimbangi oleh perlambatan pertumbuhan global.

Dari dalam negeri, IHSG bergerak melemah, yang tampaknya pelaku pasar cenderung menyoroti kondisi pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia yaitu China yang berpotensi berimbas pada ekonomi Indonesia.

Hal tersebut seiring dengan prospek ekonomi China yang cenderung melambat, dan akan berdampak dengan ekonomi Indonesia.

Baca Juga: