JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berbalik menguat dalam perdagangan tengah pekan ini. Pergerakan IHSG bakal dipengaruhi sentimen eksternal, terutama nasib normalisasi moneter di Amaerika Serikat (AS).

Head Of Research Mega Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya melihat pelaku pasar terus mencermati pidato gubernur bank sentral AS arau The Fed pekan ini dan komentar dari para pejabat The Fed mengenai kebijakan moneternya. Karenanya, Cheril memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Rabu (8/11), bergerak konsolidasi di kisaran 6.800-6.880.

Sebelumnua, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (7/11) sore, ditutup melemah seiring pelaku pasar masih mencermati arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.

IHSG ditutup melemah 35,05 poin atau 0,51 persen ke posisi 6.843,79. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 5,42 poin atau 0,59 persen ke posisi 913,43.

"Melemahnya IHSG tampaknya dipengaruhi dari tekanan eksternal. Bursa regional Asia melemah yang tampaknya dipengaruhi sikap pelaku pasar yang menanti arah kebijakan The Fed," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, kemarin.

Dari mancanegara, pelaku pasar menantikan komentar dari Ketua The Fed Jerome Powell pada pekan ini, untuk mendapatkan sinyal lebih lanjut mengenai kebijakan suku bunga acuannya.

Selain itu, bursa regional Asia juga dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan Tiobgkok periode Oktober 2023 yang menyempit dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

General Administration of Customs Tiongkok melaporkan neraca perdagangan Oktober 2023 sebesar 56,53 miliar dollar AS atau lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 77,71 miliar dollar AS.

Baca Juga: