Kementerian Agama (Kemenag) memberikan usulan biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) pada tahun ini turun menjadi Rp 42 juta. Kejadian tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief kepada Komisi VIII DPR RI.

Dalam pembiayaan haji tersebut telah mengalami penurunan dibandingkan usulan Kemenag pada Februari lalu yakni Rp 45 juta per jemaah. Usulan itu sudah mencakup berbagai biaya protokol kesehatan (prokes) covid-19.

"Untuk usulan biaya haji sementara ini yang akan dibayarkan jemaah dari Rp 45 juta menjadi Rp 42 juta. Penjelasan ini bisa kita lihat dari usulan biaya haji reguler tanpa prokes," ujar Hilman di Kompleks MPR/DPR, Rabu (16/3).

Kemudian, Hilman menyebutkan usulan biaya tersebut dibuat dengan asumsi kuota haji yang diberikan Pemerintah Arab Saudi sebesar 100 persen. Karenanya, pembatasan kuota haji juga akan berdampak pada biayanya meski tak signifikan.

Selanjutnya, penurunan usulan biaya haji disebabkan karena aturan protokol kesehatan, baik di Indonesia dan di Arab Saudi telah dilonggarkan. Dirinya memperlihatkan contoh misalnya sudah tak ada lagi aturan karantina, tes PCR dan lainnya di Arab Saudi.

"Berdasarkan perkembangan tersebut, kami semakin optimis pada tahun 1443 H/2022 M akan diselenggarakan ibadah haji tanpa adanya prokes. Untuk itu, kami menyiapkan alternatif usulan BPIH dengan asumsi tidak ada prokes," katanya.

Namun demikian, Hilman mengakui usulan biaya tersebut masih lebih besar dibandingkan dengan biaya haji tahun-tahun sebelumnya. Saat 2020 lalu, Kemenag dan DPR sepakat menetapkan ongkos haji sebesar Rp 35 juta.

Sementara itu, Hilman menyebutkan berdasarkan kalender hijriah, perkiraan jadwal pemberangkatan jemaah haji kloter pertama tahun ini akan jatuh pada 4 Dzulqa'dah 1443 H atau 5 Juni 2022.

Hingga, kondisi ini menunjukkan bahwa waktu persiapan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini hanya tersisa 2 bulan 9 hari.

"Mengingat ruang lingkup pelayanan penyelenggaraan ibadah haji yang begitu luas, maka waktu yang tersisa sangat terbatas, sehingga berbagai persiapan harus segera dilakukan," katanya.

Baca Juga: