JAKARTA - Indonesia berpeluang menangkap bisnis logistik di Asia Pasifik yang saat ini mulai menggeliat pasca pandemi Covid-19. Karenanya, Indonesia perlu mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi melalui kegiatan ekspor dan impor.

Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan pemilihan kawasan Asia Pasifik dikarenakan kawasan tersebut merupakan salah satu yang cepat pulih dari krisis akibat pandemi Covid-19. "Asia pasifik adalah kawasan dengan pertumbuhan ekonomi tercepat secara global. Pasar logistik di Asia Pasifik diperkirakan mencapai 130,18 miliar dollar AS per tahun dengan pertumbuhan rata-rata sekitar 6 persen," kata Yukki saat membuka Rakernas ALFI yang digelar secara hybrid, Rabu (27/10).

Dia menambahkan dalam menangkap peluang bisnis di Asia Pasifik maka seluruh perusahaan logistik nasional dapat meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dan kinerja usahanya. Dengan demikian, para pelaku bisnis tersebut diharapkan mampu bersaing di dalam negeri maupun ditingkat global.

Lebih lanjut, Yukki menegaskan kinerja layanan logistik yang semakin efisien saat ini turut mendongkrak pertumbuhan aktivitas ekspor impor Indonesia. Pertumbuhan tersebut juga ditopang kian efisiennya layanan ekspor impor di pelabuhan-pelabuhan utama maupun bandar udara (bandara) di Tanah Air.

"ALFI akan terus mendorong para pelaku jasa logistik nasional untuk siap meningkatkan new opportunity melalui adaptasi, inovasi, kolaborasi dan peningkatan SDM-nya. Dan Kinerja logistik nasional akan semakin meningkat dimasa mendatang dengan adanya implementasi National Logistic Ecosystem [NLE] yang akan juga membuat proses delivery order atau DO kegiatan ekspor impor akan semakin cepat," katanya.

Pada kesempatan sama, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid berharap ALFI dapat mendorong industri logistik nasional. ALFI diyakini dapat bersaing dalam lingkup domestik maupun secara global untuk menunjang ekspor dan impor Indonesia dengan kekuatan operasional yang efisien, SDM yang kompeten, kuat dan kinerja yang mumpuni.

Area Fokus

Arsjad merinci lima area fokus tersebut adalah pertama, kemitraan antara pemain publik dan swasta dalam menciptakan platform logistik multimoda digital untuk ciptakan transparansi dalam sistem. Kedua, integrasi data dari seluruh pemangku kepentingan terkait di sektor swasta serta publik untuk ciptakan pandangan holistik dari semua hal yang terkait dengan logistik.

Ketiga, tambahnya mendorong pengembangan teknologi logistik digital (misal melalui program pendampingan startup dan peningkatan akses pendanaan). Keempat, merekomendasikan perubahan peraturan yang diperlukan untuk memungkinkan berbagi informasi yang diperlukan antara sektor publik dan swasta. Terakhir, pengembangan jaringan informasi dan telekomunikasi untuk transportasi laut untuk memungkinkan digitalisasi.

Baca Juga: