JAKARTA - Nilai tukar (kurs) dollar AS melemah pada akhir perdagangan Jumat pekan lalu waktu New York, Amerika Serikat (AS) karena pelaku pasar menyaring laporan ketenagakerjaan Juni di negara itu. Kondisi tersebut diperkirakan dapat menjadi sentimen positif bagi rupiah.

Indeks dollar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,40 persen pada 92,2272.

Departemen Tenaga Kerja AS, Jumat pekan lalu waktu setempat, melaporkan pengusaha AS menambahkan 850.000 pekerjaan pada bulan Juni, dengan tingkat pengangguran secara tak terduga naik hingga 5,9 persen.

Data terbaru itu mengikuti revisi ke bawah pertumbuhan pekerjaan 269.000 pada bulan April dan kenaikan direvisi naik 583.000 pada bulan Mei. Hal itu menunjukkan jalan bergelombang dalam pemulihan pasar tenaga kerja.

Sebelumnya, kurs rupiah terhadap dollar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan lalu terkoreksi seiring pelaku pasar yang tengah menantikan rilis data tenaga kerja AS. Rupiah ditutup melemah 30 poin atau 0,21 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.533 rupiah per dollar AS.

"Indeks dollar menguat jelang rilis data ketenagakerjaan AS yang dapat mempengaruhi sikap The Federal Reserve baru-baru ini terhadap kebijakan moneter," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta.

Investor terus mencerna data yang dirilis pada Kamis (1/7) yang menyebutkan IMP manufaktur Institute of Supply Management (ISM) sedikit lebih rendah dari perkiraan yaitu 60,6 pada Juni.

Baca Juga: