JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi berbalik melemah tengah pekan ini. Investor diperkirakan masih cemas dengan ketegangan geopolitik sehingga mendorong mereka berburu dollar AS sebagai safe haven.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo melihat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah terus meningkatkan permintaan safe haven untuk dollar sehingga bakal menekan aset berisiko, termasuk rupiah. Karenanya, Sutopo memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Rabu (9/10), bakal bergetak di kisaran 15.650-15.750 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan, Selasa (8/10) sore, ditutup menguat 32 poin atau 0,20 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.655 rupiah per dollar AS. Penguatan terjadi seiring investor mempertimbangkan prospek suku bunga bank sentral AS atau Fed Funds Rate (FFR).

"Investor mempertimbangkan prospek suku bunga AS, setelah laporan pekerjaan yang kuat minggu lalu memupuskan harapan untuk penurunan suku bunga yang besar, sementara meningkatnya ketegangan di Timur Tengah merusak sentimen risiko," kata pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi di Jakarta.

Para pedagang telah mengubah secara drastis ekspektasi pelonggaran moneter mereka dari Federal Reserve tahun ini. Pasar tidak lagi sepenuhnya memperkirakan penurunan suku bunga pada November dan memperkirakan peluang 86 persen untuk penurunan 25 basis poin (bps), menurut alat CME FedWatch. Hanya 50 bps pelonggaran yang diperkirakan pada Desember, turun dari lebih dari 70 bps sepekan sebelumnya.

Fokus investor pekan ini adalah pada laporan inflasi serta risalah rapt The Fed pada September lalu.

Sementara itu, pasar ekuitas Tiongkok kembali dibuka dengan kuat setelah libur sepekan, tetapi membatasi beberapa kenaikan karena optimisme seputar langkah-langkah stimulus sedikit goyah karena kurangnya rincian. Pejabat Tiongkok akan mengadakan pengarahan pada Selasa untuk menguraikan bagaimana mereka berencana untuk menerapkan lebih banyak langkah stimulus.

Baca Juga: