Jakarta - Wakil Menteri Perdagangan untuk Kelautan dan Atmosfer Amerika Serikat Dr Richard Spinrad mengatakan kesadaran manajemen plastik perlu ditingkatkan di sekolah-sekolah Indonesia.

Spinrad di Jakarta, Kamis, menyebut jika tidak ada tindakan yang dilakukan, plastik akan merusak struktur maritim dan bahkan dapat berdampak secara ekonomi.

"Saya rasa salah satu upayanya adalah memastikan bahwa sekolah sadar dan mempunyai informasi yang dapat dimasukkan ke dalam kelas sains. Ada banyak informasi bagus di luar sana, sehingga dewan sekolah dan masyarakat setempat sadar akan hal ini," kata Spinrad.

Spinrad, yang juga Administrator Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS, mengatakan upaya lainnya adalah para anggota parlemen perlu menyadari isu-isu tersebut, dan menyadari bahwa isu-isu tersebut berdampak pada komunitas mereka yang mereka wakili.

"Jadi berbicara dengan lembaga-lembaga ilmiah, mendapatkan informasi dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) tentang kondisi kesehatan laut saat ini di lepas pantai Indonesia, akan menjadi langkah awal," ujar dia.

Selain itu, bekerja sama dengan pemerintah daerah, perwakilan daerah, dewan sekolah akan menjadi cara yang sangat efektif untuk menyebarkan informasi, menurut dia.

Spinrad mengatakan ekosistem laut sangat penting bagi perekonomian. Perikanan merupakan komponen yang sangat penting dalam perekonomian di Amerika Serikat dan tentu saja di Indonesia ini merupakan komponen yang penting.

Menurut dia, apapun yang telah dilakukan terhadap ekosistem laut seperti mencemari polusi plastik, akan berdampak pada kurangnya populasi ekosistem, atau menyebabkan perubahan di dalamnya.

"Jadi, singkatnya, polusi plastik akan mempengaruhi ketersediaan dan kualitas makanan laut, dan hal ini mempunyai konsekuensi ekonomi yang besar," ujar dia.

Selama kunjungannya di Indonesia, Spinrad dijadwalkan untuk bertemu dengan Menteri Kelautan dan Perikanan, pejabat di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sera Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Baca Juga: