Embung di IKN menerapkan konsep smart water management system dalam perawatan area terbuka hijau melalui penyiraman otomatis menggunakan sensor pendeteksi kadar air, suhu, dan kelembapan.
JAKARTA - Penghijauan dan pelepasan satwa merupakan upaya untuk menjaga ekosistem alam di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Dengan demikian, konsep forest city dan livable city dapat terus diwujudkan untuk IKN ke depan.
Pembangunan embung di IKN tidak hanya sebagai lanskap atau estetika (keindahan) sebuah kota modern, tetapi juga upaya konservasi sumber daya air. Pelepasan burung dan benih ikan di embung tersebut diharapkan dapat menjaga ekosistem alam di kawasan IKN agar tetap terawat dengan baik," ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, di Jakarta, pekan lalu.
Seperti dikutip dari Antara, Basuki mengatakan embung di IKN memiliki kapasitas tampung sekitar 66.000 meter kubik dengan kedalaman 5-6 meter yang berfungsi untuk menampung air hujan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).
Rencananya dibangun sekitar 60 embung di KIPP sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.
"Pembangunan embung-embung ini tidak menggali tanah, tetapi memanfaatkan riparian untuk menampung run off (limpasan air permukaan) sesuai dengan kontur tanah yang mengalir ke embung-embung," kata Basuki.
Embung di IKN menerapkan konsep smart water management system dalam perawatan area terbuka hijau melalui penyiraman otomatis (sprinkler) yang menggunakan sensor pendeteksi kadar air, suhu, dan kelembapan.
Ibu Negara Iriana Joko Widodo bersama para anggota Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) sebelumnya melepaskan ratusan burung dan ikan di embung yang ada di IKN.
Berdasarkan siaran pers yang diterima dari Biro Pers Sekretariat Presiden di IKN, Jumat (13/9), Ibu Negara dan anggota OASE KIM melepas sekitar 300 ekor burung yang terdiri dari kutilang (Pycnonotus aurigaster), tekukur (Spilopelia chinensis), terucuk (Pycnonotus goiavier), dan jalak kebo (Acridotheres javanica).
Setelah melakukan pelepasan burung, Ibu Negara dan anggota OASE KIM melakukan pelepasan 350 benih ikan nila merah. Pelepasan burung dan benih ikan di embung tersebut diharapkan dapat menjaga ekosistem alam di kawasan IKN agar tetap terawat dengan baik.
Pelestarian Lingkungan
Ibu Iriana juga melakukan penanaman pohon pule (Alstonia scholaris) di sisi embung untuk mendukung upaya pelestarian lingkungan dan memperbaiki kondisi ekosistem di sekitar embung.
Hadir sebagai pemandu peninjauan tersebut yakni Basuki. Basuki menyampaikan embung tersebut bermanfaat untuk konservasi air di kawasan IKN.
"Ini kapasitasnya 66 ribu meter kubik kedalaman 5-6 meter, gunanya adalah untuk konservasi air. Jadi, ini semua air-air hujan yang ada di sekitar sini, ini semua ditampung di embung-embung," tutur Basuki.
Keterangan Biro Pers Sekretariat Presiden yang diterima di Jakarta menginformasikan Iriana dan Wury turut melepas ratusan benih ikan gabus ke dalam perairan bendungan. Benih-benih ikan tersebut diharapkan dapat memperkaya ekosistem dan menjaga keseimbangan alam di bendungan tersebut.
Selanjutnya dilakukan penanaman pohon kelapa genjah pandan manis di sekitar area bendungan. Penanaman pohon tersebut merupakan bagian dari komitmen untuk mendukung upaya pelestarian lingkungan dan memperbaiki kondisi ekosistem di sekitar bendungan.