JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melanjutkan pelemahannya, hari ini (13/9). Pergerakan rupaih diperkirakan masih dipengaruhi sentimen jelang rilis data inflasi di Amerika Serikat (AS).

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan rupiah melemah karena fokus pasar valuta asing pada pekan ini adalah data inflasi konsumen Amerika Serikat (AS) pada Agustus 2023 yang akan dirilis, Rabu (13/9).

Pasar kemungkinan mengantisipasi kenaikan inflasi konsumen AS pada Agustus 2023 melebihi data sebelumnya, yakni ekspektasi 3,6 persen dengan data bulan Juli 2023 sebesar 3,2 persen year on year (yoy).

Ibrahim memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Rabu (13/9), bergerak di kisaran 15.320-15.390 rupiah per dollar AS dengan kecenderungan melemah.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam penutupan perdagangan, Selasa (12/9), ditutup melemah sebesar 12 poin atau 0,08 persen dari penutupan sehari sebelumnya menjadi 15.342 rupiah per dollar AS.

"Rupiah melemah terhadap dollar AS seiring dengan kenaikan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS yang dipengaruhi antisipasi kenaikan data inflasi konsumen AS," ujar Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra, kemarin

Dengan potensi kenaikan inflasi AS, maka kemungkinan suku bunga tinggi akan dipertahankan untuk jangka waktu yang lebih lama menjadi lebih besar, sehingga bisa mendorong pasar masuk ke dollar AS.

"Selain itu, data penjualan ritel Indonesia bulan Juli yang tumbuh jauh di bawah pertumbuhan bulan sebelumnya, (yakni sebesar 212,7 dari sebelumnya 222,9), mungkin turut memberikan sentimen negatif ke rupiah," ucap Ariston.

Baca Juga: