JAKARTA - Nailai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi lanjutkan pelemahannya, hari ini (19/10). Pelemahan tersebut dipicu karena minimnya sentimen positif bagi rupiah, baik dari internal maupun eksternal.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi melihat pelaku pasar mewaspadai sinyalemen hawkish (agresif) dari Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), Jerome Powell dan ekspektasi penurunan ekspor Indonesia hingga akhir tahun ini akibat harga komoditas rendah. Ibrahim memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Kamis (19/10), bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di kisaran 15.710-15.770 rupiah per dollar AS.
Sebelumnya, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank pada penutupan perdagangan, Rabu (18/10), melemah 14 poin atau 0,09 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.730 rupiah per dollar AS.
Ekonom Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto mengatakan pelemahan rupiah akan berlanjut dalam jangka menengah karena dipengaruhi tren penguatan dollar AS pasca data penjualan ritel Amerika Serikat (AS) lebih baik dari perkiraan.
"Pelemahan rupiah memang masih sangat dipengaruhi oleh faktor global, yaitu tren penguatan USD (dollar AS) yang masih berlanjut, kemungkinan dalam jangka menengah. Hal ini didorong oleh data ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan, antara lain yang kemarin baru dirilis, yaitu penjualan ritel AS," kata dia ketika dihubungi di Jakarta, kemarin.