JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melemah lanjutan, hari ini (29/6). Pelaku pasar juga tengah menanti data inflasi nasional yang akan dirilis pada 1 Juli mendatang.

Selain itu, pasar juga terus mewaspadai risiko stagflasi global yang masih akan membayangi perekonomian Indonesia ke depan. Stagflasi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi ekonomi yang tidak bertumbuh dan di saat yang bersamaan terjadi inflasi.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Rabu (29/6), dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di kisaran 14.820-14.860 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (28/6) sore, ditutup melemah seiring pelaku pasar yang menantikan rilis data inflasi Juni 2022. Rupiah ditutup melemah 34 poin atau 0,23 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.831 rupiah per dollar AS.

"Saya kira pelaku pasar cenderung khawatir dan mengantisipasi data inflasi Jumat nanti yang diperkirakan akan menembus 4 persen dan memberikan tekanan kepada Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga," kata analis DCFX Futures Lukman Leong dalam kajiannya di Jakarta.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,4 persen pada Mei 2022. Dengan terjadinya inflasi pada Mei, maka inflasi tahun kalender Mei 2022 terhadap Desember 2021 sebesar 2,56 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) Mei 2022 terhadap Mei 2021 sebesar 3,55 persen.

Baca Juga: