JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melanjutkan pelemahannya di pasar uang antarbank, hari ini(8/3). Sejumlah sentimen negatif, terutama dari eksternal, masih membayangi pergerakan rupiah.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan kurs rupiah dalam transaksi antarbank, Selasa (8/3), kembali melemah dalam rentang 14.375-14.450 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (7/3) sore, melemah dipicu sentimen hindar aset berisiko akibat konflik Russia dan Ukraina. Rupiah ditutup melemah 28 poin atau 0,19 persen dari akhir pekan lalu menjadi 14.415 rupiah per dollar AS.

"Dollar AS menguat dan ada sentimen hindar aset berisiko yang disebabkan ketegangan di Ukraina," kata analis Monex Investindo Futures Faisyal dalam kajiannya di Jakarta.

Pasukan Russia telah menguasai pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa pada Jumat (4/3) lalu dalam apa yang disebut Washington sebagai serangan yang sembrono yang berisiko menimbulkan bencana.

Sementara itu dollar AS menguat di tengah pasar yang mencerna data pertumbuhan tenaga kerja AS yang melonjak pada Februari.

Kementerian Ketenagakerjaan AS melaporkan Non-Farm Payroll (NFP) mencapai 678.000 pekerjaan, di atas konsensus 400.000 pekerjaan sepanjang Februari 2022 atau tertinggi sejak Juli 2021. Data lainnya, tingkat pengangguran AS tercatat 3,8 persen, lebih rendah dari konsensus 3,9 persen atau terendah sejak Februari 2020.

Baca Juga: