JAKARTA - Di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) dengan jaringan telekomunikasi yang kurang memadai selama ini berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM). Para guru di wilayah tersebut juga memiliki nilai kompetensi yang rendah dibandingkan dengan daerah lain.

Head of Public Policy Ruangguru Amri Ilmma mengungkapkan, "Berdasarkan nilai uji kompetensi guru di daerah tersebut tergolong rendah dibanding daerah lain. Mereka jauh di bawah rata-rata yang ditetapkan pemerintah," ujar dia dalam konferensi pers virtual Jumat (2/7)

Guna mendukung kompetensi guru di wilayah 3T, Ruangguru bersamaBadanAksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti)kembali mengadakan program pelatihan kepada para guru. Program yang diberi nama Indonesia Teaching Fellowship (ITF), memberikan program pelatihan secara virtual selama 1 tahun.

Program ini meliputi peningkatankompetensi pedagogik, kompetensi mata pelajaran, kepribadian dan kepercayaan diri, sosial pengajaran, dan penggunaan teknologi untuk pengajaran. "Harapannya guru-guru di daerah terpencil ini tidak kalah kualitasnya dengan guru yang ada di kota besar," tambah Amri.

Hasil kolaborasi Ruangguru dan Baktidalam meningkatkan kompetensi guru dirasakan oleh Kepala Sekolah SMA 1 Tabukan Utara, Sangihe Juinar Usman. Sebanyak 9 guru yang menjadi alumni program ITF periode pertama telah memberi semangat baru bagi guru-guru lain di lingkungan sekolahnya untuk ikut belajar.

"Guru yang ikut program memotivasi guru-guru lain dengan membagi pengetahuan tentang konten pembelajaran yang menarik, efektif, dan efisien. Sistem belajar menjadi makin inovatif. Kami juga berhasil menyelenggarakan ujian sekolah berbasis Android dengan menggunakan Google Form," ujar dia.

Direktur Layanan Masyarakat dan Pemerintah Bakti Danny J. Ismawan, mengatakan, "Ada 4 sektor prioritas yang didukung Bakti dalam kaitan literasi digital yakni pendidikan, UMKM, pariwisata, dan kesehatan. Pada sektor pendidikan, secara khusus pihaknya menggandeng perusahaan teknologi Ruangguru untuk melakukan program kompetensi guru," ujar dia.

Tahun pertama periode 2019 - 2020 diikuti 206 guru dari wilayah Kabupaten Sorong, Papua Barat dan Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara. Pada tahun kedua saat ini pesertanya sebanyak 80 guru dan ditambah dengan 80 siswa kelas 3 SMA dari Kabupaten Asmat, Papua dan Kabupaten Ende, NTT.

Baca Juga: