BERLIN - Dua pelari asal Ethiopia, Milkesa Mengesha dan Tigist Ketema, memenangi perlombaan di kategori pria dan wanita dalam edisi ke-50 Berlin Marathon, Minggu (29/9). Mengesha finis hanya lima detik di depan pelari Kenya, Kotut, dengan catatan waktu 2 jam 03 menit 17 detik, keduanya mencatatkan rekor pribadi terbaik.
Waktu tersebut masih di luar rekor dunia milik mendiang Kelvin Kiptum, yaitu 2:00.35, dan rekor lintasan milik Eliud Kipchoge, pemenang lima kali Berlin Marathon, yang dicetak tahun 2022 dengan catatan waktu 2:01.09. Ketema, yang menjalani lomba maraton pertamanya bulan Januari lalu, menang dengan catatan waktu 2 jam 16 menit 42 detik.
Waktu yang dicetak Ketema lebih lambat hampir lima menit dari rekor dunia milik rekan senegaranya, Tigist Assefa, yakni 2:11.53. Meski demikian itu menjadi waktu tercepat ketiga dalam sejarah kemenangan kategori wanita di Berlin Marathon.
Dengan Olimpiade Paris baru berlangsung sebulan yang lalu, banyak nama besar absen dari garis start. Ini termasuk Kipchoge, yang telah dua kali memecahkan rekor dunia di ibu kota Jerman tersebut.
Kelompok terdepan pelari pria memisahkan diri lebih awal, menetapkan laju dalam 10 kilometer pertama dengan catatan waktu 28:42, sedikit di luar rekor dunia. Kemudian melambat dalam kondisi cerah. Sesaat sebelum tanda 40 kilometer, empat pelari pria melaju: Mengesha, Kotut, Haymanot Alew, dan Stephen Kiprop.
Dengan Gerbang Brandenburg di depan mata, Mengesha dan Kotut menjauh dari para pengejar. Mereka bersaing ketat hingga akhirnya Mengesha berhasil unggul beberapa meter di garis finis.
Di kategori wanita, Ketema bersama rekannya sesame pelari Ethiopia, Azmera Gebru, memimpin sejak awal, menjauh dari para pelari lainnya setelah lima kilometer. Sesaat sebelum setengah jalan, Ketema mulai menjauh dari Gebru, membuka jarak 12 detik.
Ketema terus memperlebar jarak dengan rekan senegaranya. Akhirnya melintasi garis finis dua menit enam detik di depan Mestawot Fikir yang berada di posisi kedua. Ketema, 26 tahun, adalah pendatang baru di dunia maraton, dengan lomba lari pertamanya di Dubai Januari lalu. Meskipun belum resmi, catatan waktunya 2:16.07 menjadi yang terbaik yang pernah dicetak oleh seorang debutan, menunjukkan bahwa dia pantas berada di level ini. ben/AFP/G-1