Jakarta - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik DKI Jakarta, PT TransJakarta mewajibkan para penumpang untuk menempelkan kartu uang elektronik (KUE) saat naik dan turun bus (tap in dan tap out) sebagai syarat agar implementasi tarif terintegrasi moda transportasi publik, bisa berjalan.

"Pelanggan perlu melakukan 'tap in' dan 'tap out' kartu-nya, seiring dengan pemberlakuan tarif integrasi moda transportasi publik di Jakarta, mulai Selasa ini," kata Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan TransJakarta Anang Rizkani Noor dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Selasa.

Anang menyebutkan bahwa apabila pelanggan tidak melakukan penempelan kartu baik saat naik dan turun, maka akan memiliki konsekuensi, yakni kartu pelanggan akan terblokir.

"Pelanggan akhirnya perlu melakukan atur ulang (reset) dan biaya perjalanan sebelumnya akan dikenakan pada perjalanan berikutnya," kata Anang.

Untuk membuka blokir kartu tersebut, lanjut Anang, pelanggan mengatur ulang (reset) kartu pada pintu (gate) yang tersedia di seluruh halte maupun alat tempel kartu (Tap on Bus) yang ada di seluruh armada non BRT.

Selain itu, tambah dia, para pelanggan perlu memiliki saldo minimum senilai Rp5 ribu untuk memanfaatkan layanan TransJakarta.

Kemudian, jika saldo tidak mencukupi, pelanggan tidak dapat menggunakan layanan TransJakarta kecuali untuk layanan gratis.

"Jadi, selalu pastikan pelanggan memiliki saldo minimum sebelum menggunakan layanan TransJakarta dan melakukan tempel kartu saat naik dan turun bus (tap in dan tap out)," ucapnya.

Sebelumnya, sejumlah halte TransJakarta mengalami penumpukan penumpang Selasa pagi ini dan hal itu karena kartu transportasi terblokir.

Keluhan calon penumpang diutarakan via media sosial, salah satunya di Halte TransJakarta Pinang Ranti, Jakarta Timur, dan dalam foto yang diunggah ke media sosial terlihat antrean mengular di Halte TransJakarta Pinang Ranti.

Selain itu, antrean panjang terjadi di Halte TransJakarta Flyover Raya Bogor (Pasar Rebo) dan hal itudikeluhkan karena kartu transportasi terblokir ketika akan masuk halte.

Anak usaha BUMD DKI PT JakLingko Indonesia mengatakan penyebab dari sejumlah penumpang kartunya terblokir ketika hendak masuk halte, adalah karena beberapa sebab di antaranya tidak melakukan "tap out" karena menggunakan layanan bus tanpa halte atau non BRT.

Karena memang selama ini, untuk layanan bus non BRT tidak ada kewajiban memindai kartu pembayaran di mesin atau penumpang langsung turun dari bus.

"Mungkin karena pada perjalanan kemarin belum melakukan 'tap out', sehingga ketika di pagi hari ini berusaha 'tap in' kemudian kartunya menjadi terblokir," ucap Direktur Utama JakLingko Muhammad Kamaluddin.

Tindakan yang bisa dilakukan pelanggan, kata Kamaluddin adalah penumpang TransJakarta bisa melakukan aktivasi kembali kartu uang elektronik yang digunakan untuk membayar tiket agar tidak terblokir oleh sistem.

"Langkah yang bisa dilakukan supaya bisa membuka blokir, harus dilakukan 're-set' (mengatur ulang) kartu dan itu dilakukan di setiap halte," kata Kamaluddin.

Baca Juga: