Terduga pelaku sempat membawa mobil korban ke kos-kosan sebelum melarikan ke daerah Garut, Jawa Barat, dan akhirnya ditangkap di kaki Gunung Guntur saat istirahat di pondok.

JAKARTA - Terduga pelaku pembunuhan sekeluarga di Bekasi berinisial HS akhirnya ditangkap tim gabungan di daerah Garut, Jawa Barat, saat beristirahat di sebuah pondok (saung). Posisinya berada di kaki gunung karena katanya mau mendaki. Demikian keterangan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono, Kamis (15/11), di Jakarta.

Menurut Argo, sebelum memburu HS di Garut, tim gabungan lebih dulu menemukan mobil milik korban yang dibawa terduga pelaku. Mobil Nissan X-Trail bernomor polisi B-1075-UOG berwarna silver metallic itu dibawa ke daerah Cikarang dan diparkir di garasi kos-kosan HS. Aparat lalu mencari informasikeberadaan HS. Dari masyarakat diketahui bahwa terduga mengarah ke Garut, Jawa Barat.

"Dari informasi tersebut, tim gabungan lalu mencari posisi HS. Ketika ada informasi dia menuju Garut, tim gabungan lalu memburu ke Garut dan akhirnya menangkapHS saat istirahat di saung," katanya.

Waktu ditangkap, HS berada di kaki Gunung Guntur di sebuah saung atau pondok. "Katanya akan naik gunung," kata Argo Yuwono. Saat ditangkap tim gabungan sekitar pukul 22.00 (14/11), dari tangan HS ditemukan kunci mobil merek Nissan, ponsel, dan uang empat juta rupiah.

HS diduga menjadi pembunuh sekeluarga di Jalan Bojong Nangka 2 RT 002 RW 07, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (13/11) sekitar pukul 06.30 WIB. Korbannya adalah Diperum Nainggolan, Maya Boru Ambarita (istri Diperum), serta dua anak mereka, Sarah Boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7). Namun sejuah ini, menurut Argo, HS menyangkal telah membunuh empat orang satu keluarga tersebut.

Saudara

Lebih jauh, Argo menjelaskan, HS belum mengaku sebagai pembunuh, maka untuk sementara disebut terduga pembunuh. HS diduga masih ada hubungan darah (saudara) dengan Maya Boru Ambarita. Menurut Argo, sesampai di kos, HS sempat ke klinik yang tak jauh dari tempat kos untuk mengobati luka di jari. Saat ditanya perawat, HS mengaku jari terluka karena jatuh.

Kemudian, Argo menyampaikan bahwa HS adalah pria pengangguran selama tiga bulan terakhir setelah berhenti dari sebuah PT di Cikarang. Polisi masih memeriksa intensif bujangan tersebut.

Sebelum memeriksa HS, penyidik juga memeriksa 12 saksi dari pihak keluarga maupun tetangga korban Diperum Nainggolan. Sebelumnya, Argo mengatakan, kasus pembunuhan ini telah mendapat perhatian khusus Polri serta masyarakat luas, sehingga penyelidikannya pun dilakukan secara maraton agar cepat terungkap.

Argo belum dapat menyampaikan motif pembunuhan karena masih menunggu penyidik. Apalagi HS mengaku bukan pembunuhnya. Di dalam mobil, tim Inafis Polda Metro Jaya menemukan bercak darah korban pada bagian bawah karpet kursi sopir, pedal gas, sabuk pengaman, dan gagang pintu sebelah kanan. Ada juga dua telepon selular milik korban. Usai ditangkap, HS langsung dibawa ke Jakarta dan terus diperiksa intensif.

Polisi juga mengambil kotoran kuku pada HS untuk memastikan darah atau bukan. Polisi pun menemukan luka di jari telunjuk tangan HS. Penyidik juga telah menggeledah kontrakan HS. Polisi menemukan celana panjang warna hitam yang bernoda darah. "Kita sudah mengambil bercak darahnya sebagai sampel untuk dicocokkan. Nanti labfor menggunakan pemeriksaan ilmiah," tutur Argo.

Polisi sempat berasumsi pembunuhan tidak didasari motif ekonomi karena barang berharga korban tidak ada yang hilang. jon/G-1

Baca Juga: