SURABAYA - Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur menjadi salah satu pelabuhan pangkal terbanyak yang dilalui trayek tol laut di Indonesia. Untuk itu, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terus mengoptimal layanan yang menjadi program andalan transportasi dari Pemerintah tersebut.
Kepala Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak, Arif Toha mengatakan pada 2021, dari 30 trayek tol laut, sedikitnya 50 persen atau 15 trayek tol laut berlabuh di Tanjung Perak. Sebagian besar rutenya dari dan ke pelabuhan singgah di timur Indonesia. Meski demikian ada beberapa rute di Sulawesi dan Kalimantan yang disinggahi, meliputi pelabuhan Makassar, Tarakan dan Nunukan.
"Kita bersyukur kalau (Pelabuhan) Tanjung Perak merupakan pelabuhan banyak disinggahi Tol Laut. Dari catatan kami, mulai awal 2021 hingga Maret lalu dari 15 trayek tersebut kami berhasil memberangkatkan 2300 TUEs sedangkan untuk aktifitas bongkar dari muatan balik yang datang sebanyak 709 TUEs," kata Arif pada kegiatan presstour yang dilaksanakan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Perhubungan Kemenhub, di Surabaya, Minggu (11/4).
Dia menambahkan dari 15 trayek dari dan ke Pelabuhan Tanjung Perak terdapat tiga trayek yang membawa muatan balik dan berangkat cukup besar. Dua trayek muatan berangkat tersebut adalah T-10 rute Tanjung Perak, Tidore, Morotai, Galela, Maba, Weda dan Tanjung Perak yang membawa muatan berangkat sebanyak 444 TUEs dan muatan balik 230 TUEs. Selain itu ada juga trayek H-1 rute Tanjung Perak, Makassar, Tahuna dan Tanjung Perak yang membawa berangkat sebanyak 253 TUEs dan muatan balik 121 TUEs.
Pada kesempatan sama, Kasubdit Angla Khusus & Usaha Jasa Terkait, Direktorat Angkutan Laut, Capt. Bharto Ari Raharjo juga mengatakan pemerintah terus menlakukan peningkatkan kinerja Tol Laut. Di antaranya yang dilakukan adalah pengembangan dan perbaikan sistem layanan tol laut dengan menggunakan digitalisasi yang tidak hanya dapat diakses melalui komputer namun bisa dengan smartphone melalui aplikasi Sitolaut.
"Sitolaut yaitu sebuat sistem atau aplikasi yang mengimplementasikan sebuah manajemen logistik yang dapat mendistribusi logistik ke daerah-daerah diindonesia yang dapat diawasi dan dimonitoring secara langsung pergerakannya oleh pemerintah," katanya.
Capt Bharto juga menjelaskan di dalam aplikasi tersebut disediakan sistem Tracking Distribusi Logistik dari Supplier sampai Reseller yang dapat diakses oleh pengguna/ user atau stakeholder berdasarkan hak aksesnya. Lalu juga memberikan informasi tentang trayek dan jadwal kapal serta biaya pengiriman (Freight Kontainer).