Kekaisaran Roma berhasil membuat pelabuhan megah di lokasi yang kurang memungkinkan karena gelombang tinggi bernama Pelabuhan Herodes. Pelabuhan ini merupakan sebuah struktur raksasa di air yang sangat menantang.

Kekaisaran Roma berhasil membuat pelabuhan megah di lokasi yang kurang memungkinkan karena gelombang tinggi bernama Pelabuhan Herodes. Pelabuhan ini merupakan sebuah struktur raksasa di air yang sangat menantang.

Pelabuhan Herodes adalah pelabuhan raksasa yang dibangun antara 22 dan 15 sebelum masehi (SM) oleh Herodes Agung, seorang raja klan Roma. Lokasinya berada di pantai Mediterania timur.

Bangunan megah yang kini yang menyisakan reruntuhan ini, merupakan simbol kebesaran Roma. Reruntuhan itu menunjukkan keterampilan dalam membangun struktur di air yang merupakan prestasi teknik dan keajaiban visual di masanya.

Tujuan pembangunan pelabuhan dilatarbelakangi jalan buntu dalam perdagangan. Kekaisaran Parthia berhasil menguasai jalur sutra utara melalui Mesopotamia. Tujuan pembangunan pelabuhan yaitu untuk mencaplok Kota Kaisarea Maritima, bukan untuk menguasai wilayah selatan timur-barat.

Pelabuhan ini juga dibangun untuk menguasai rute melalui Arab dan jalur laut melalui Laut Merah pada khususnya. Lebih jauh lagi, pembangunannya untuk memonopoli perdagangan di Mediterania timur pada umumnya. Lokasi pelabuhan yang strategis bertujuan untuk memperoleh pendapatan dari perdagangan. Arus besar barang-barang dari timur menuju barat ke pantai Mediterania timur dan pergerakan lalu lintas kapal secara umum berlawanan arah jarum jam di Mediterania sehingga menjadikan pelabuhan ini sebagai pintu gerbang ke barat.

Barang-barang dari India akan bergerak ke barat, lalu ke barat laut melalui Laut Arab dan Laut Merah. Barang-barang dari Mesir dan Afrika akan dipindahkan ke utara ke pantai timur Mediterania untuk didistribusikan di sana, kemudian ke barat di seluruh Mediterania.

Pelabuhan tersebut juga menjadi jalur bagi kapal-kapal kosong atau bermuatan yang memutari Mediterania yang bergerak ke utara menuju pantai dari Alexandria, hingga ke Gaza. Pelabuhan ini menerima barang-barang dari Afrika, Arab, India, dan Indonesia. Komoditas yang paling menguntungkan dari wilayah ini adalah lada dan kemenyan.

Herodes dipilih karena tidak ada teluk atau tanjung yang aman dari gelimbang untuk dibangun. Bagi para perancangnya, angin kencang dan gelombang besar yang bergerak dari utara menuju pantai adalah tantangan terbesar.

"Kondisi yang sama terjadi saat ini di wilayah Mediterania ini," tulis Flavius Josephus dan William Whiston dalam bukuThe Antiquities of the Jews & The War of the Jews(2018).

Superstruktur

Seluruh pantai antara Dora dan Yope tidak memiliki tempat berlindung yang baik sehingga setiap orang yang berlayar dari Phoenicia ke Mesir biasa rehat saat terjadi badai di lautan.

Namun, dengan struktur pondasi yang disebut mol, Pelabuhan Herodes pada akhirnya menjadi tempat berlindung yang aman bagi kapal.

Josephus menggambarkan Pelabuhan Herodes sebagai "surga melingkar" yang menampung perairan seluas sekitar 200.000 meter persegi.

Pondasi pelabuhan akan menangani aspek hidrodinamik dan struktur atasnya akan menangani permasalahan militer Roma. Di atas pondasi terdapat bangunan atas berupa menara dan tembok yang dimaksudkan untuk mengusir invasi militer. Kompleks seperti itu akan membuat pelabuhan tampak seperti benteng besar di laut.

Selain lokasinya yang menantang, pembangunan pintu masuk Pelabuhan Herodes memerlukan tindakan tambahan yang tidak mudah.

Menurut Flavius Josephus dan William Whiston, dari mulut pelabuhan terdapat di setiap sisinya tigacolossibesar, ditopang oleh pilar-pilar, di manacolossiyang ada di sebelah kiri saat kapal berlayar menuju pelabuhan, ditopang oleh sebuah menara yang kokoh. Di sebelah kanan ditopang oleh dua buah batu tegak yang disambung menjadi satu.

Mendukung deskripsi Josephus tentang bangunan di dekat pintu masuk, empat blok ditemukan kira-kira 8 meter dari garis yang sejajar dengan permukaan luar pemecah gelombang utara. Dua blok, tepat di sebelah barat pintu masuk, sesuai dengan struktur yang digambarkan oleh Josephus sebagai gabungan di bagian atas.

Blok tunggal yang ditemukan tepat di sebelah timur pintu masuk juga sesuai dengan penempatan menara kokoh di sebelah kiri pintu masuk oleh Josephus. Untuk fungsi dan simetri, ketinggian platformnya kira-kira mendekati ketinggian dinding tirai di pelabuhan. Platform ini berfungsi sebagai ketinggian untuk menghujani peluru ke kapal musuh yang mencoba menerobos pintu masuk.

Sumbu yang tidak biasa dari dua blok yang berdekatan dalam kaitannya dengan pintu masuk dan pemecah gelombang menunjukkan adanya defleksi fungsi hidrodinamik. Seperti yang dinyatakan JP Oleson dan G Branton dalamThe Technology of King Herod's Harbor(1992) berikut.

"Mereka mungkin dirancang untuk mematahkan kekuatan gelombang yang bergulir di sekitar penghalang pemecah gelombang selatan menuju pintu masuk pelabuhan... melindungi cekungan bagian dalam dari gangguan."

Namun struktur ini juga akan menghasilkan efek pusaran yang berlebihan, yang dapat diatasi dengan fitur alirannya. Namun, sisa energi kinetik yang bergerak melewati pintu masuk, karena didorong ke arah pantai oleh tekanan laut dan gelombang yang menuju ke pantai, akan berputar kembali menuju pintu masuk.

Mengenai menara bundar yang terkait dengan blok yang paling dekat dengan pintu masuk, Josephus menyebutkan tujuan penyimpangannya. "Di sebelah kiri, saat Anda memasuki pelabuhan, (ada) menara bundar, yang dibuat sangat kuat untuk menahan serangan terhebat gelombang."

Struktur lainnya, terletak tepat di timur laut blok menara, kemungkinan terletak rendah (mungkin tepat di bawah permukaan karena Josephus melewatkannya dalam pengamatannya), yang juga akan membelokkan energi sebelum menabrak menara bundar.

Ketika sudut menghasilkan lebih banyak pusaran air, menara bundar akan menghasilkan lebih sedikit pusaran air. Oleh karena itu, bangunan di pintu masuk, dengan fungsi hidrodinamikanya, akan membantu menenangkan air di pintu masuk. hay/I-1

Baca Juga: