WASHINGTON - Direktur Central Intelligence Agency (CIA) William Burns melakukan perjalanan rahasia ke Tiongkok bulan lalu, berharap dapat menopang jalur komunikasi dengan Beijing di tengah dinginnya hubungan kedua negara, kata seorang pejabat AS, Jumat (2/6).

"Bulan lalu, Direktur Burns melakukan perjalanan ke Beijing di mana dia bertemu dengan rekan-rekan Tiongkok dan menekankan pentingnya menjaga jalur komunikasi terbuka di saluran intelijen," kata pejabat itu tanpa menyebut nama.

Pejabat itu tidak memberikan perincian lain terkait waktu kunjungan atau siapa yang ditemui Burns. CIA sebagai sebuah kebijakan tidak membahas perjalanan direktur.

Namun kunjungan itu dilakukan saat Washington berjuang untuk memperbaiki hubungan dengan Tiongkok di tengah ketegangan atas status Taiwan. Kedua belah pihak memperingatkan bahaya konflik militer.

Washington juga menuduh Tiongkok mempertimbangkan untuk memasok barang-barang militer ke Rusia untuk mendukung invasinya ke Ukraina. Tuduhan yang dibantah Tiongkok.

Awal tahun ini, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membatalkan perjalanan pemecah kebekuan yang telah lama direncanakan ke Beijing setelah insiden balon mata-mata Tiongkok melintasi daratan Amerika Serikat, terbang di atas pangkalan militer yang sensitif sebelum ditembak jatuh oleh jet tempur AS.

Blinken masih berharap untuk pergi ke Tiongkok ketika kondisi membaik, kata pejabat Departemen Luar Negeri.

Sebelumnya pada Jumat, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menteri Pertahanan Tiongkok Li Shangfu berbicara singkat di forum keamanan Dialog Shangri-La di Singapura, setelah berbulan-bulan militer kedua negara tidak berkomunikasi langsung di tingkat senior.

Percakapan singkat mereka terjadi setelah Beijing menolak undangan Pentagon untuk pertemuan formal di Singapura.

AS juga membuat marah Beijing dengan kebijakan pembatasan ekspor microchip canggih, teknologi chip, dan peralatan manufaktur AS ke Tiongkok, menekan sekutu untuk berpihak pada Washington.

Dan Washington menyalahkan Tiongkok karena tidak berbuat banyak untuk menghentikan ekspor bahan kimia yang diubah menjadi fentanyl yang mematikan di Meksiko dan dijual di Amerika Serikat.

Tiongkok, pada bagiannya, telah memberikan tekanan dan batasan pada beberapa bisnis AS yang beroperasi di negara tersebut, mempertegas persaingan antara dua ekonomi terbesar dunia.

Pada pertemuan Kelompok Tujuh (G7) di Jepang bulan lalu, Presiden AS Joe Biden memperkirakan hubungan antara Washington dan Beijing akan segera mencair, setelah insiden balon mata-mata.

Setelah itu, "semuanya berubah dalam hal berbicara satu sama lain. Saya pikir Anda akan melihat hal itu mulai mencair dengan sangat cepat", kata Biden di Hiroshima.

Pada hari Jumat, penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan membuat tawaran terpisah ke Beijing, mengatakan bahwa itu harus menjadi bagian dari pakta senjata nuklir antara Amerika Serikat dan Rusia karena penumpukan pasokan hulu ledak nuklirnya yang cepat.

Dalam hal mencoba menyepakati batasan, AS "siap untuk melibatkan Tiongkok tanpa prasyarat", kata Sullivan.

Baca Juga: