Seiring dengan rasa sedih dan doa masyarakat atas tragedi KRI Nanggala-402, semboyan Korps Kapal Selam "Wira Ananta Rudira" mengumandang di jagat maya.
Panglima TNI, Hadi Tjahjanto mengatakan status KRI Nanggala-402 yang sebelumnya dinyatakan submiss (hilang) di perairan utara Bali itu berubah menjadi subsunk (tenggelam) setelah ditemukan sejumlah serpihan yang menandakan adanya retakan dari kapal berbobot 1.395 ton ini.
Namun, rupanya semboyan bermakna Tabah Sampai Akhir itu tidak hanya dipegang teguh oleh 53 awak kapal selam. Kalimat itu juga berlaku pada Ninda, istri komandan kapal selam KRI Nanggala-402, Letkol Laut (P) Heri Oktavian.
Ibu dua orang anak ini tetap menunjukkan sikap tabah, meskipun pemerintah telah menyatakan kapal yang membawa sang suami tenggelam di kedalaman sekitar 850 meter. Ninda justru masih sempat memikirkan nasib keluarga awak kapal yang lain.
"Saya lihat Ninda luar biasa kuat. Yang dipikir malah anak buahnya. Kasihan Ibu itu sedang hamil, kasihan bu itu (istri ABK lainnya)," tutur paman Ninda, Pudi Bagiowiyoso, di Surabaya, Minggu (25/4).
Pudi menjelaskan sebagai orang terdekat memang keponakannya itu sempat terlihat sedih, namun tidak sampai berlarut-larut. "Nangis sebentar pas berita ada serpihan. Gara-gara bapaknya nyeletuk, gugur sudah, mati syahid," kata dia.
Tidak Ada Firasat
Menurutnya, tidak ada firasat apaun terkait kejadian tersebut. Saat terakhir kali pihak keluarga bertemu dengan Letkol Laut (P) Heri Oktavian sebelum berangkat menjalankan tugas latihan penembakan terpedo di perairan Bali utara. Bahkan setelah ada informasi kapal selam itu hilang, kedua anak perempuan Heri yang masih kecil, setia menunggu kepulangan sang ayah.
"Hari Senin (19/4) berangkat ke kantor seperti biasa dilanjut layar. Iki (ini) anak-anak sudah nunggu, jare (katanya) besok Jumat Ayah pulang, sedih ndeloke (melihatnya)," ujar Pudi dalam wawancara akhir pekan lalu.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa turut menyatakan kesedihannya atas tragedi tenggelamnya kapal selam yang membawa 47 orang di antaranya adalah warga Jatim, dari total 53 orang prajurit yang berada di kapal tersebut.
"Tetapi kami berharap adanya mukjizat. Mengingat proses pencairan dan evakuasi yang masih tetap dilakukan dengan melibatkan kapal-kapal bantuan negara lain. Semoga para prajurit KRI Nanggala selamat dan bisa kembali berkumpul dengan keluarga. Mohon bantu doa dari seluruh warga Jatim untuk keselamatan para prajurit," tuturnya.
Seperti diketahui, kapal selam KRI Nanggala-402 hilang kontak pada Rabu (21/4) dini hari. KRI Nanggala-402 diperkirakan hilang di perairan sekitar 60 mil atau sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali, sekitar pukul 03.00 waktu setempat.
Kapal selam ini membawa 53 orang yang terdiri dari 49 ABK, seorang komandan satuan, dan tiga personel senjata. Kapal hilang kontak saat komandan pelatihan hendak memberikan otoritas penembakan terpedo.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan hingga saat ini belum bisa memastikan kondisi dari awak KRI Nanggala-402, yang kini dinyatakan tenggelam tersebut.
"Kami tidak bisa melihat sampai bagaimana karena belum ketemu untuk korbannya. Kita semua tidak bisa menduga-duga sampai tahu bagaimana kondisi korban, dan sebagainya. Dengan evakuasi nanti baru bisa kita tentukan," kata KSAL.
Pakar Teknik Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Wisnu Wardhana, mengatakan, Selat Bali, tempat di mana KRI Nanggala hilang kontak adalah selat dengan arus tercepat di Indonesia. dan memiliki banyak palung (jurang laut).
"Dasar laut itu tidak rata, tidak seperti lapangan. Ada gunungnya, lembah. Ini yang membuat KRI Nanggala belum terdeteksi," kata dia.
Wisnu memperkirakan, kapal selam ini posisinya menghujam ke dasar laut dan berada di karang yang tertutup atau rongga palung. KRI Nanggala diduga berada di 500 sampai 700 meter di bawah permukaan laut. n SB/N-3