Data pribadi dan lainnya, termasuk lokasi, tidak disimpan. Keamanan perlindungan data juga tertera di dalam term and conditions tiap-tiap platform mitra digital.
JAKARTA - Secara bertahap aplikasi Peduli Lindungi akan terus diimplementasikan untuk berbagai aktivitas utama masyarakat seperti perdagangan dan keagamaan. Penegasan ini disampaikan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, di Jakarta, Kamis (7/10).
"Fungsi-fungsi dari aplikasi Peduli Lindungi baik untuk skrining, tracing, maupun protokol kesehatan. Hal ini kelak bisa dijalankan untuk memudahkan menjalankan protokol kesehatan dalam aktivitas-aktivitas utama," katanya dalam acara peluncuran integrasi fitur QR Code Peduli Lindungi dengan berbagai mitra.
Beberapa aktivitas yang telah mulai menggunakan aplikasi Peduli Lindungi di antaranya perdagangan. Ini baik modern maupun tradisional. Pusat perbelanjaan maupun pasar tradisional.
Aplikasi tersebut juga digunakan untuk keperluan transportasi, pariwisata, masuk gedung perkantoran dan pendidikan.
Menkes juga menjelaskan bahwa Peduli Lindungi digunakan untuk aktivitas keagamaan ritual mingguan seperti shalat di masjid dan ibadah di gereja. Tapi juga acara keagamaan besar seperti Idul Fitri, Natal, dan ngaben. "Aplikasi Peduli Lindungi secara bertahap akan diimplementasikan untuk aktivitas utama dalam skrining, tracing, dan protokol kesehatan," katanya.
Untuk memperluas jangkauan, Kemenkes telah bermitra dengan berbagai platform digital untuk mengintegrasikan fitur QR Code Peduli Lindungi dengan aplikasi lain. Menurut Chief Digital Transformation Office Kemenkes Setiaji, sejauh ini terdapat 15 mitra terintegrasi. Tengah disiapkan 35 mitra lainnya.
Terkait penggunaan fitur QR Code di aplikasi lain, dia memastikan keamanan dari fitur tersebut dan menjamin tidak akan disimpan dalam aplikasi mitra Peduli Lindungi. "Data pribadi dan lainnya, termasuk lokasi, tidak disimpan. Keamanan perlindungan data juga tertera di dalam term and conditions tiap-tiap platform mitra digital," tandas Setiaji.
Sekolah
Menurut Setiaji, aplikasi Peduli Lindungi (PL) sudah diuji coba di sekolah DKI Jakarta dan wilayah aglomerasi Jawa Barat. "Untuk sekolah tatap muka, sudah berjalan. Di beberapa sekolah khususnya aglomerasi Jawa Barat dan DKI Jakarta sedang uji coba menggunakan Peduli Lindungi," ujarnya.
Dia mengatakan, untuk perluasan pengguaan akan dikombinasikan antara aplikasi PL dan non-PL. Setiaji menyebut, ini untuk menjawab penggunaan aplikasi PL bagi siswa yang tidak memiliki ponsel. Selain itu, sekolah juga tidak memperkenankan siswa membawa ponsel.
Dia mengatakan, pengawasan di sekolah akan dibalik. Jika ada siswa atau guru teridentifikasi positif atau kontak erat, sistem akan memberitahukan kepada pengelola. "Data base-nya pun kita integrasikan dengan Kemendikbudristek dan Kemenag khususnya di madrasah, dan kelak pesantren," tandasnya.