Tren belanja daring dan daya beli turun penyebab utama pemilik toko di WTC Mangga Dua, Ancol, Jakarta Utara tutup.

JAKARTA - Perputaran uang dalam dunia bisnis di beberapa pusat perbelanjaan yang ada di DKI Jakarta sepertinya berjalan lamban. Penyebabnya, daya beli masyarakat di Ibu Kota yang menjadi pelanggan pusat-pusat grosir dan eceran juga mengalami kelesuan.

Dampaknya, para pemilik usaha atau toko terpaksa menutup aktivitas perdagangan mereka, lantaran merosotnya keuntungan usaha, seperti yang sudah terjadi di Pasar Glodok, Tamansari, Jakarta Barat.

Bahkan tak hanya Glodok, kejadian serupa dialami World Trade Center (WTC) Mangga Dua. Pusat perbelanjaan yang berada di wilayah Ancol, Jakarta Utara ini pun perlahan-lahan mulai turun pamor dan akhirnya mulai dilupakan masyarakat.

Selain penurunan daya beli masyarakat dan pelemahan ekonomi, penyebab lainnya ialah WTC Mangga Dua yang terkenal sebagai surga belanja mulai tergeser oleh tren belanja daring (online). Tak pelak, hampir semua pelaku usaha di Mangga Dua mengeluhkan kondisi yang lesu sejak tahun lalu.

"Jaman sekarang masyarakat emang lebih suka belanja online. Tapi tren online shopping itu kan sudah mulai dari beberapa tahun lalu, walaupun enggak sebanyak waktu belum ada online shopping, tapi kita masih ada pembeli lah. Kalau sekarang sepi banget udah kaya kuburan," ujar salah satu penjaga toko pakaian, Maria.

Pantauan Koran Jakarta, Minggu (16/7) siang, banyak toko-toko yang memilih tutup. Hal ini nampak tak wajar, mengingat setiap akhir pekan pendapatan toko biasanya bisa mencapai berkali-kali lipat karena banyaknya pengunjung yang datang.

Meski tak mengetahui pasti faktor yang menyebabkan toko-toko di WTC Mangga Dua menjadi seperti saat ini, Maria mengungkapkan pemilik toko tak sanggup lagi membayar uang sewa yang cukup tinggi. Sedangkan keuntungan dari penjualan saat ini sangat tak menentu. "Kalau enggak ada yang beli kan enggak dapat untung. Ya bayar kiosnya pakai apa, jadi pendapatannya enggak bisa bayar operasional," ungkap dia.

Senada dengan Maria, pedagang lainnya Hendra, 43 tahun pun merasakan hal yang sama. Dulu, dalam sehari dia mampu menjual 5 sampai 10 item pakaian dengan omzet mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah. "Waduh sekarang mah boro-boro mbak. Satu item aja belum tentu kejual sehari di toko," terang pria paruh baya itu.

Untuk mensiasati hal tersebut, Hendra yang dibantu anaknya juga menyediakan transaksi jual-beli online melalui sosial media. Dengan bermodalkan smartphone dan paket data internet, dikatakan strategi tersebut cukup membantu keberlangsungan tokonya di WTC Mangga Dua.

"Iya jualan di Instagram, itu juga yang ngurusin anak. Saya mah enggak ngerti sosial media. Ya walaupun enggak banyak juga tapi lumayan yang penting ada pemasukan," tutup Hendra.nis/p-5

Baca Juga: