Melonjaknya harga gandum ke rekor tertinggi pada Senin (16/5). Kenaikan itu dipengaruhi oleh sikap India yang membuat kebijakan larangan ekspor komoditas tersebut setelah gelombang panas menghantam produksi.

Melansir dari AFP, harga meroket jadi 435 euro per ton saat pasar di Eropa dibuka.

Melihat kejadian itu, harga gandum secara global sudah meroket di tengah kekhawatiran pasokan sejak invasi Rusia ke wilayah pembangkit tenaga pertanian Ukraina pada Februari lalu. Perlu diketahui, pembangkit tenaga pertanian tersebut telah menyumbang 12 persen dari ekspor gandum global.

Selanjutnya, kenaikan harga semakin buruk lantaran kekurangan pupuk sehingga panen menjadi gagal. Hal tersebut memicu inflasi secara global dan menimbulkan kekhawatiran kelaparan dan kerusuhan sosial di negara-negara berpendapatan rendah.

Seperti diketahui, India sebagai produsen gandum terbesar kedua di dunia telah melarang ekspor pada Sabtu kemarin.

Sejumlah faktor-faktor tertentu termasuk produksi menjadi lebih rendah dari biasanya. Harga global pun mengalami peningkatan tajam akibat kekhawatiran keamanan pangan 1,4 miliar masyarakat di sana.

Meskipun kesepakatan ekspor tetap akan dipenuhi sebelum kebijakan diterbitkan pada 13 Mei lalu. Akan tetapi, pengiriman ekspor gandum ke depannya akan membutuhkan persetujuan pemerintah.

Ekspor bisa saja dilakukan jika pusat pemerintahan India di New Delhi menyetujui permintaan dari pemerintah negara lain. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ketahanan pangan mereka.

India juga sebelumnya diketahui sempat menyebutkan siap membantu mengisi kekurangan pasokan yang disebabkan perang Ukraina dan Rusia.

Sehingga, larangan ekspor mendapat kritik tajam dari negara-negara industri G7 (Group of Seven). Mereka memperkirakan tindakan pelarangan ekspor akan memperburuk krisis dan menyebabkan kenaikan harga komoditas.

Baca Juga: