SURABAYA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), baru-baru ini mengisyaratkan akan memajukan calon untuk berlaga dalam kontestasi pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur 2024, menghadapi Khofifah Indar Parawansa, gubernur Jatim masa jabatan 13 Februari 2019 sampai dengan 13 Februari 2024.
Saat ini, Khofifah santer disebut akan kembali memperebutkan kursi Jatim Satu bersama Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Jatim, Emil Elestianto Dardak, yang juga menjabat sebagai wakilnya saat itu.
Sekretaris DPD PDIP Jatim, Sri Untari Bisowarno, menjelaskan bahwa PDIP tidak kurang kader untuk bisa maju di Pilgub Jatim 2024. Dia menyebut nama menteri dari PDIP. seperti halnya Menteri Sosial, Tri Rismaharini dan Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly.
"Di PDIP itu tidak kurang figur. Saya ada banyak pertanyaan kok gak Bu Risma? Memang dari 2018 surveinya tinggi. Tapi waktu itu beliau masih ingin meneruskan di Wali Kota Surabaya," katanya dalam acara Bincang Politik Pilgub Jatim 2024 'Mencari Penantang Khofifah - Emil' di Surabaya, Rabu (10/7).
"Pak Anas, Bu Risma, Pak Yasona, Pak Anas, itu semua kan orang-orang bagus. Bisa jadi menteri bukan orang sembarangan. Kami masih mendengar masukan-masukan, tapi kalau sudah ada keputusan dari partai, siapapun itu harus berangkat (maju)," tegasnya.
Untari menyampaikan kalau PDIP Jatim menunggu arahan langsung dari DPP PDIP yang merujuk pada hak prerogatif yang akan diambil oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Karena, Jatim merupakan provinsi yang strategis bagi PDIP.
"Kongres PDIP ada tertuang AD/ART ketum memiliki hak preogatif. Jawa Timur ini provinsi strategis. Dalam sisi ekonomi, pemegang 14 persen ekonomi, kedua setelah DKI. Penduduknya kedua setelah Jawa Barat. Pemilihnya 31 juta orang. Hal strategis ini perlu kajian, telaah, sounding, mendengarkan suara masyarakat, kalau harus diputuskan, kita tidak ingin salah pilih," terangnya.
Untari pun memberikan "clue" kalau partai berlambang kepala banteng bermoncong putih akan mengumumkan pasangan calon yang akan diusungnya setelah hasil survey internal partai keluar pada akhir bulan Juli.
"Masalahnya bukan soal tidak percaya diri, tapi kami harus teliti, cermat, dan hati-hati supaya mendapat calon yang baik, tidak sekedar maju," tegasnya.
Dalam diskusi yang digelar oleh Kelompok Kerja Wartawan Grahadi (Pokja Grahadi) itu, perwakilan Partai Gerindra, Golkar dan PAN dengan pilihannya mengusung Khofifah - Emil, mengungkapkan, pasangan petahana ini dinilai bisa menjaga stabilisasi sosial maupun politik di provinsi paling timur di Pulau Jawa ini.
"Pertimbangannya stabilitas politik sehingga Golkar memutuskan mengusung Khofifah - Emil," kata Wakil Ketua DPD Golkar Jatim, Pranaya Yudha Mahardika.
Wakil Ketua DPD Gerindra Jatim, MH Rofiq mengatakan bahwa sejak awal partainya sudah memutuskan mengusung Khofifah. Menurutnya kepemimpinan Khofifah di Jatim sudah bagus dan perlu dilanjutkan untuk periode kedua mendatang.
"Kita diajarkan Pak Prabowo menghormati, sopan santun terhadap orang. Dari awal kita mengusung Khofifah - Emil Dardak," katanya.
"Kita respect, kita hormati kepemimpinan Bu Khofifah di Jatim berhasil. Partai Gerindra sudah final usung Khofifah - Emil," tambah dia.
Senada, Anggota Fraksi PAN DPRD Jatim, Agung menilai memang kepemimpinan Khofifah - Emil sudah bagus. "Jauh hari pengusung Khofifah - Emil buat statement, DPW PAN Jatim sudah buat statement PAN Jatim usung Khofifah - Emil. Karena kredibel memecahkan masalah sosial dan politik di Jatim," ujarnya.
Meski begitu, PAN Jatim ingin ada penantang Khofifah - Emil yang dimunculkan dari parpol yang belum menurunkan rekomendasi. Seperti PDIP, PKB, PKS hingga NasDem.
"Kita harapkan ada kontestasi. Kami ingin jago yang kita usung tahu kualitasnya. Kami ingin tahu ujian calon kami, maka perlu kontestasi," kata Agung.
Pengamat Politik Universitas Airlangga, Fahrul Muzaqqi, berharap penantang petahana segera dimunculkan untuk kontestasi Pilgub Jatim. Mengingat waktu pendaftaran hanya tersisa sekitar satu bulan lagi, yakni pada akhir Agustus 2024.
Fahrul melihat peluang itu ada di PDIP dan PKB yang bisa berkoalisi. Terlebih ada pernyataan Untari yang menyebut bahwa akhir Juli ini PDIP akan mengumumkan Bakal Cagub-Cawagub yang akan diusung untuk Pilgub Jatim 2024.
Sedangkan Ketua Pelaksana Diskusi, Achmad Faisal, menilai diskusi yang digelar berjalan dinamis. Para peserta yang terdiri dari mahasiswa dan kalangan pers tampak sangat antusias dengan melempar sejumlah pertanyaan kepada narasumber.
"Alhamdulillah semuanya berjalan lancar, acara diskusi ini merupakan wujud nyata Pokja Grahadi mengawal demokrasi yang lebih berkualitas," ungkapnya.
Mahasiswa Uinsa, Iman berharap acara diskusi ini dapat memunculkan figur pemimpin atau opsi Bacagub - Bacawagub Jatim 2024. Tentunya, figur itu dapat memberikan harapan bagi permasalahan yang ada di Jawa Timur.
"Kami harapkan muncul pemimpin yamg bisa jadi panutan, tuntaskan kemiskinan dan permasalahan di Jawa Timur. Kami mewakili generasi milenial dan gen-Z prihatin dengan pendidikan saat ini, mulai UKT hingga guru-guru yang kesejahteraan kurang," pungkasnya.