WASHINGTON - Pertumbuhan Amerika Serikat (AS) menurun secara signifikan pada kuartal pertama tahun ini, di tengah dua hantaman yang terjadi bersamaan yaitu kenaikan suku bunga dan inflasi terburuk dalam beberapa dekade.

Produk Domestik Bruto (PDB), yang mengukur nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi, naik 1,1 persen secara tahunan dalam tiga bulan pertama di AS, menurut data yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS pada Kamis (27/4).

Seperti dikutip dari Antara, angka tersebut jauh lebih rendah dari pertumbuhan kuartal keempat sebesar 2,6 persen. Angka itu juga kurang dari pertumbuhan 2 persen yang diprediksi oleh para ekonom yang disurvei Dow Jones.

"Ekonomi AS kemungkinan berada pada titik infleksi seiring melemahnya belanja konsumen dalam beberapa bulan terakhir," kata Jeffrey Roach, kepala ekonom di LPL Financial, seperti dikutip dari NBC News.

Data yang dirilis pada Kamis (27/4) itu adalah estimasi "pertama" (advance) dari Departemen Perdagangan AS, demikian Xinhua.

Membingungkan Pasar

Menurut Roach, kemunduran yang terlihat dalam laporan PDB itu mungkin membingungkan pasar karena kita tahu konsumen masih berbelanja pada bulan Januari, tetapi sejak Maret mereka menguranginya karena konsumen semakin pesimistis tentang masa depan.

Dalam upaya mengantisipasi krisis, sebelumnya ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah mengatakan langkah regulator AS yang menjamin dana seluruh deposan di bank-bank yang ditutup, meredam krisis keuangan di negara tersebut menjadi krisis keuangan sistemik global.

"Langkah regulator AS menjamin dana deposan itu menjadi modal untuk meredam gejolak sistem keuangan di Amerika Serikat yang bisa berdampak sistemik ke sektor keuangan global, dan kepada kita," kata Piter dalam OCBC NISP Business Forum.

Piter menyebutkan penutupan perbankan di Amerika Serikat disebabkan oleh penarikan dana dari bank secara bersamaan oleh nasabah atau disebut juga dengan rush.

Adapun rush itu dipicu oleh kepercayaan nasabah yang berkurang lantaran keringnya likuiditas perbankan yang ditutup, salah satunya Silicon Valley Bank (SVB), akibat kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS yang tinggi.

Baca Juga: