JENEWA - Berbagai peristiwa telah menimbulkan kesulitan, kemuraman, dan penderitaan yang terjadi selama tahun 2022. Atas kondisi tersebut, jutaan orang di seluruh dunia benar-benar berusaha untuk pulih dari bencana dan tragedi tahun lalu. Dunia yang lebih berkelanjutan akan tercapai apabila semua berdamai dengan alam dan iklim.

"Tahun ini, kita membutuhkan lebih banyak perdamaian, lebih dari sebelumnya," kata Sekretaris Jendera Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres dalam pesan Tahun Baru seperti dikutip dari Voice of America, Senin (2/1).

Menurut Guterres, setiap tahun baru berarti kelahiran kembali dan pengharapan. Ini adalah waktu untuk merenungkan kembali (refleksi) dan membulatkan tekad untuk membuat segalanya lebih baik dibandingkan tahun lalu.

"Dari Ukraina sampai Afghanistan hingga Republik Demokratik Kongo dan sekitarnya, orang-orang meninggalkan reruntuhan rumah dan kehidupan mereka untuk mencari sesuatu yang lebih baik. Seratus juta orang mengungsi di seluruh dunia melarikan diri dari perang, kebakaran hutan, kekeringan, kemiskinan, dan kelaparan. Tahun ini, kita membutuhkan lebih banyak perdamaian, lebih dari sebelumnya," kata Guterres.

Ia juga mengatakan konflik dapat diakhiri dan perdamaian bisa dijamin melalui dialog. Dunia yang lebih berkelanjutan akan tercapai apabila semua pihak berdamai dengan alam dan iklim. Sekjen mengimbau perdamaian di rumah sehingga perempuan dan anak perempuan dapat hidup dengan aman dan bermartabat.

Bebas dari Pelecehan

Guterres menambahkan perdamaian di jalanan dan komunitas, di tempat ibadah, dan bebas dari ujaran kebencian dan pelecehan di daring bergantung pada perlindungan penuh atas hak asasi manusia.

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Tuerk, menyerukan keprihatinan yang sama. Ia mengatakan bentuk Tahun Baru akan ditentukan oleh tindakan individu dan kolektif.

Harapan untuk tahun depan, kata Tuerk, agar orang menjalani hidup mereka dengan kebaikan, empati (memahami perasaan orang lain), persatuan, dan perlindungan hak asasi manusia.

"Kita harus menjamin hak-hak perempuan, misalnya, dihormati di rumah dan di depan umum. Perempuan dan anak perempuan memiliki kesetaraan dan kebebasan penuh dari diskriminasi. Kita harus membuka mata anak-anak kita terhadap kesalahan masa lalu. Kita dapat mengilhami mereka untuk menulis cerita tentang harapan dan persatuan serta menanamkan tekad untuk menciptakan dunia yang lebih baik," kata Tuerk.

Peringatan 75 tahun Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia akan diperingati tahun ini. Pesan inti yang terkandung dalam dokumen itu bahwa tidak mungkin ada kemajuan dan perdamaian tanpa hak asasi manusia-sama relevannya, seperti pada tahun 1948.

Baca Juga: