KAMPALA - Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dennis Francis, mengulangi seruannya untuk gencatan senjata di Gaza, di mana lebih dari 24 ribu orang menjadi korban akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 lalu.

Seperti dikutip dari Antara, Senin (22/1), Dennis Francis mengakui bahwa ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah-masalah global telah membuat relevansi PBB dipertanyakan.

"Saya harus memberitahu Anda bahwa saya sangat prihatin dan kecewa dengan bencana yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Oleh karena itu, saya menyerukan kepada gerakan ini untuk mengerahkan pengaruhnya dalam menghentikan pembantaian yang kita semua saksikan secara menyedihkan," kata Francis.

Saat berbicara dalam KTT ke-19 Gerakan Non Blok (GNB) di Kampala, Uganda, Diplomat asal Trinidad dan Tobago itu juga menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera dan pembebasan semua sandera.

"Saya yakin bahwa solusi politik yang dinegosiasikan adalah satu-satunya jalan bagi Israel dan Palestina untuk mewujudkan hak fundamental mereka atas kehidupan damai, berdasarkan solusi dua negara. Sebagai Presiden Majelis Umum, saya akan mendukung dan mendorong setiap dan semua inisiatif untuk mencapai tujuan itu," tutur Francis.

Ketua Komisi Uni Afrika, Moussa Faki Mahamat, mengatakan Afrika mengutuk perang ilegal yang tidak dapat diterima dan tidak bermoral. Mahamat kemudian menuntut implementasi segera solusi dua negara dan mendesak semua negara GNB untuk menuntut keadilan internasional dan hukum internasional bagi semua orang yang memperjuangkan kebebasan dan martabat.

Dalam pidatonya di KTT itu, Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, mengkritik ketidakmampuan PBB, khususnya Dewan Keamanan, di mana AS telah memveto beberapa resolusi yang kritis terhadap Israel. "Kita harus membangun sistem pemerintahan global yang adil dan merata, dan memiliki kapasitas untuk menanggapi kebutuhan semua orang dalam situasi ancaman dan kerugian," ujar Ramaphosa.

Rombak Institusi

Pendapat senada disampaikan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyerukan perombakan terhadap institusi multilateral dunia karena berbagai badan itu dinilai tidak lagi sesuai dengan tujuannya.

"Mulai dari Dewan Keamanan PBB hingga sistem Bretton Woods, institusi global mencerminkan dunia yang membentuk mereka 80 tahun lalu, ketika negara-negara Afrika masih berbentuk koloni. Mereka tidak lagi sesuai tujuannya," ungkap Guterres kepada wartawan di sela-sela KTT ke-19.

Dia menyatakan bahwa gencatan senjata kemanusiaan adalah satu-satunya jalan untuk mengakhiri mimpi buruk bagi warga sipil.

Baca Juga: