Sekjen PBB mendesak para pihak terkait untuk melakukan upaya terbaik demi memastikan keberlanjutan Inisiatif Biji-Bijian Laut Hitam, yang memungkinkan ekspor biji-bijian Ukraina dan produk pertanian lainnya dari pelabuhan-pelabuhan di Laut Hitam.

NEW YORK - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, pada Selasa (20/6) mendesak para pihak terkait untuk melakukan upaya terbaik demi memastikan keberlanjutan Inisiatif Biji-Bijian Laut Hitam (Black Sea Grain Initiative), yang memungkinkan ekspor biji-bijian Ukraina dan produk pertanian lainnya dari pelabuhan-pelabuhan di Laut Hitam.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh juru bicara Sekjen Guterres, juga menyerukan para pihak terkait untuk mempercepat operasi tersebut, sembari mengacu pada penurunan pergerakan kapal-kapal yang masuk dan keluar dari pelabuhan-pelabuhan laut Ukraina, dan merosotnya pasokan bahan pangan esensial ke pasar global.

"Ekspor pangan via Laut Hitam telah merosot dari puncaknya, yakni 4,2 juta metrik ton, pada Oktober 2022 menjadi 1,3 juta metrik ton pada Mei 2023," lapor pernyataan itu.

Angka pada Mei itu merupakan yang terendah sejak perjanjian biji-bijian Laut Hitam dimulai tahun lalu.

"Sekjen PBB, Antonio Guterres, kecewa atas keterlambatan inspeksi dan pengecualian pelabuhan Yuzhny/Pivdennyi dari Inisiatif Laut Hitam," kata juru bicara Sekjen PBB, Farhan Haq.

"Ini mengakibatkan pengurangan pergerakan kapal dari pelabuhan laut Ukraina, sehingga menurunkan pasokan bahan makanan pokok bagi pasar global," imbuh Haq.

Panen

Inisiatif Biji-Bijian Laut Hitam ditandatangani secara terpisah oleh Russia dan Ukraina di Istanbul bersama Turki dan PBB pada Juli 2022.

Inisiatif yang awalnya berlaku selama 120 hari itu diperpanjang pada pertengahan November 2022 untuk 120 hari berikutnya, hingga 18 Maret 2023.

Setelah itu, Russia hanya setuju memperpanjang kesepakatan tersebut selama 60 hari, hingga 18 Mei 2023. Namun pada 17 Mei, Rusia setuju memperpanjang kesepakatan itu selama 60 hari lagi.

Sebagai kesepakatan paralel, Russia dan PBB menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang fasilitasi ekspor pangan dan pupuk Russia.

Pernyataan Sekjen PBB tersebut menyebutkan bahwa PBB berkomitmen penuh untuk mendukung implementasi inisiatif dan MoU tersebut, agar ekspor pangan dan pupuk, termasuk amonia, dari Russia dan Ukraina bisa menjangkau pasar di seluruh dunia dengan aman dan dapat diprediksi.

"Ini menjadi sangat penting saat ini mengingat panen biji-bijian baru dimulai di Ukraina dan Russia," ungkap Haq. Ant/Xinhua/Anadolu/I-1

Baca Juga: