ISTANBUL - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan gencatan senjata kemanusiaan diperlukan untuk menjamin keamanan pengiriman bantuan ke Gaza adalah hal yang sangat penting.

"Dalam menghadapi bencana kemanusiaan ini, saya menyerukan dua tindakan segera. Kepada Hamas, segera bebaskan tanpa syarat para sandera, dan kepada Israel segera buka akses bantuan kemanusiaan secara tidak terbatas untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan dasar masyarakat di Gaza," kata Guterres dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry, Kamis (19/10).

Seperti dikutip dari Antara, Guterres mengatakan penduduk Gaza membutuhkan pangan, bahan bakar, dan air. Oleh karena itu, PBB membutuhkan akses cepat dan segera untuk menyelamatkan warga sipil.

Dia menginginkan upaya berkelanjutan dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di Gaza. "Pintu lintas batas Al- Rafah dan Bandara Internasional Al Arish tidak hanya penting, tetapi juga satu-satunya harapan kami. Keduanya adalah jalur kehidupan bagi orang-orang di Gaza," kata Guterres.

Sementara itu, para menteri luar negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau Association of Southeast Asian Nations (Asean) pada Jumat (20/10), bersama-sama menyerukan diakhirinya segera tindakan kekerasan dalam eskalasi konflik bersenjata di Timur Tengah.

Dikutip dari The Straits Times, seruan tersebut muncul setelah meningkatnya krisis kemanusiaan di Jalur Gaza, dan ketika para pemimpin Asean bertemu dengan rekan-rekan mereka dari Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperation Council) untuk menghadiri pertemuan puncak di Riyadh.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan, para menteri Asean mendesak pihak-pihak yang terlibat dalam perang Israel-Hamas untuk menghindari korban jiwa lebih lanjut dan menyerukan penghormatan penuh terhadap hukum kemanusiaan internasional.

Menyatakan keprihatinan yang mendalam, kelompok ini juga mendesak semua pihak untuk menciptakan koridor kemanusiaan yang aman dan cepat. "Kami mengutuk keras tindakan kekerasan yang menyebabkan kematian dan cederanya warga sipil, termasuk warga negara Asean," katanya.

Halangi Israel-Saudi

Sementara itu, seorang anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi, pada Kamis (19/10), dilaporkan secara terbuka menuduh kelompok Hamas berusaha menghalangi negaranya untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.

Dikutip dari The Messenger, Pangeran Turki Al-Faisal mengeluarkan kritik pedas dalam sebuah pernyataan yang juga menyalahkan Israel, menurut Channel 12 Israel, yang menyebutnya sebagai "pesan luar biasa" dari mantan kepala intelijen Saudi itu.

Komentar tersebut merupakan komentar pertama seorang pejabat senior di Arab Saudi yang mengecam Hamas setelah serangan 7 Oktober. "Kami mengutuk Hamas atas upayanya mencegah normalisasi antara Arab Saudi dan Israel," kata Al-Faisal, menurut Channel 12.

Baca Juga: