PBB amat prihatin dengan perkembangan konflik di Myanmar apalagi saat ini terjadi pertempuran sengit di perbatasan negara itu dengan Tiongkok dan laporan jumlah pengungsi yang amat banyak.

NEW YORK - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (6/11) menyatakan keprihatinannya atas terjadinya pertempuran sengit antara tentara dan aliansi kelompok etnis minoritas di Myanmar utara, yang telah menyebabkan korban sipil dan membuat lebih dari 30.000 orang mengungsi.

"Kami khawatir dengan pertempuran sengit, khususnya di Negara Bagian Shan di bagian utara negara itu, dengan laporan adanya serangan udara yang menyebabkan korban sipil dan puluhan ribu orang menjadi pengungsi internal," kata Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB.

"Rekan-rekan tim kemanusiaan kami memberitahu bahwa sejak 26 Oktober hampir 33.000 pria, perempuan, dan anak-anak telah mengungsi," imbuh dia seraya mengatakan bahwa Sekjen PBB, Antonio Guterres, menegaskan bahwa warga sipil harus dilindungi dan menyerukan akses tanpa hambatan terhadap bantuan kemanusiaan.

Pertempuran meningkat pekan lalu di sebagian besar wilayah Negara Bagian Shan, dekat perbatasan Tiongkok. Pertempuran tersebut merupakan ancaman yang tidak terduga oleh tentara junta sejak mereka melancarkan kudeta terhadap Aung San Suu Kyi pada tahun 2021.

Seruan Gencatan Senjata

Sementara itu Tiongkok pada Selasa (7/11) mengkonfirmasi adanya korban jiwa di Tiongkok setelah kelompok etnis bersenjata yang melawan junta Myanmar merebut posko-posko militer terdepan di sepanjang perbatasan dengan Tiongkok di utara negara itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin, tidak mengatakan apakah warga Tiongkok itu terbunuh atau terluka, atau di mana tepatnya insiden itu terjadi.

Media lokal di Myanmar pada Sabtu lalu melaporkan bahwa satu warga Tiongkok tewas, dan dua lainnya terluka setelah militer menembaki Kota Laiza, sebuah kota yang merupakan markas besar bagi kelompok etnis bersenjata Tentara Kemerdekaan Kachin. Laporan media lokal itu juga mengatakan satu peluru telah mendarat di sisi perbatasan Tiongkok.

Pada Selasa, Wang mengatakan bahwa Beijing telah menyatakan ketidakpuasan yang kuat terhadap meningkatnya konflik bersenjata dan jatuhnya korban pada warga Tiongkok.

"Tiongkok telah mengajukan protes serius kepada pihak-pihak terkait dan sangat memperhatikan situasi konflik di Myanmar utara," ucap Wang. "Tiongkok sekali lagi menuntut agar semua pihak yang terlibat konflik di Myanmar utara segera melakukan gencatan senjata," imbuh dia seraya mengatakan kedua belah pihak yang bertikai di Myanmar harus mengambil langkah-langkah realistis untuk mencegah terulangnya insiden yang membahayakan nyawa dan harta benda di wilayah perbatasan Tiongkok. AFP/I-1

Baca Juga: