NEW YORK - Sekitar 14,4 juta orang di Myanmar atau sekitar seperempat dari populasi negara itu, sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan. Hal itu disampaikan oleh Noeleen Heyzer, Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Urusan Myanmar pada Senin (13/6).

Saat berpidato di Majelis Umum PBB, Heyzer mengatakan kudeta oleh junta militer terhadap pemerintah yang dipilih secara demokratis pada Februari 2021, telah membuka garis depan baru yang telah lama damai.

"Krisis ini telah mengakibatkan runtuhnya lembaga-lembaga negara, secara signifikan mengganggu infrastruktur sosial dan ekonomi penting seperti kesehatan, pendidikan, perbankan dan keuangan, ketahanan pangan dan lapangan kerja, serta meningkatkan kriminalitas dan kegiatan terlarang," ucap Heyzer.

Kudeta militer disambut oleh kerusuhan massal ketika masyarakat memprotes pemulihan kekuasaan militer di Myanmar. Junta menindak keras demonstran ketika PBB berulang kali memperingatkan negara itu menghadapi perang saudara. SB/Anadolu/I-1

Baca Juga: