JAKARTA - Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, pada Sabtu (5/11) mendesak pemilik baru Twitter, Elon Musk, untuk memastikan perusahaan tersebut menghormati hak asasi manusia setelah tindakan PHK massal terhadap sekitar setengah karyawan perusahaan.

Laporan tentang Musk memberhentikan seluruh tim haka asasi manusia platform itu " dari sudut pandang saya, bukanlah awal yang menggembirakan", kata Turk dalam sebuah surat terbuka.

Komisaris Tinggi PBB untuk HAM itu menuliskan "keprihatinan dan kekhawatiran tentang alun-alun publik digital kita dan peran Twitter di dalamnya". Musk, orang terkaya di dunia, mengambil alih platform itu seminggu yang lalu dalam kesepakatan yang kontroversial.

Setelah menyelesaikan akuisisi besar-besaran senilai 44 miliar dolar, Musk dengan cepat mulai membubarkan dewan Twitter dan memecat kepala eksekutif dan manajer puncaknya.Twitter pada hari Jumat memecat sekitar setengah dari 7.500 tenaga kerjanya.

"Seperti semua perusahaan lain, Twitter perlu memahami bahaya yang terkait dengan platformnya dan mengambil langkah untuk mengatasinya," tulis Turk.

"Menghormati hak asasi manusia kita bersama akan menetapkan pagar pembatas bagi penggunaan platform dan evolusinya. Singkatnya, Saya mendesak Anda untuk memastikan hak asasi manusia menjadi perhatian Twitter di bawah kepemimpinan Anda."

Turk mengunggah surat terbuka di Twitter, di mana ia memiliki lebih dari 25.000 pengikut.

Turk menetapkan enam prinsip dasar dari perspektif hak asasi manusia, mendesak Musk untuk menempatkannya di depan dan di tengah dalam pengelolaan Twitter.Termasuk melindungi kebebasan berbicara dan privasi, serta memastikan transparansi.

Baca Juga: