CALI - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, pada Minggu (20/10) mendesak pentingnya investasi signifikan dalam dana yang dibuat untuk melindungi keanekaragaman hayati Bumi saat ia berpidato di hadapan delegasi konferensi perlindungan alam terbesar di dunia di Cali, Kolombia.

Pertemuan tersebut, yang secara resmi dibuka pada Senin (21/10), diawali dengan upacara pembukaan dengan Cali dalam keadaan siaga tinggi setelah adanya ancaman dari kelompok gerilyawan.

"Kita harus meninggalkan Cali dengan investasi signifikan dalam Dana Kerangka Keanekaragaman Hayati Global (GBFF), dan komitmen untuk memobilisasi sumber-sumber pendanaan publik dan swasta lainnya," kata Sekjen Guterres dalam pidato via video kepada para tamu yang berkumpul untuk acara tersebut.

GBFF dibentuk pada tahun 2023 untuk membantu negara-negara mencapai tujuan Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global (GBF) Kunming-Montreal yang diadopsi di Kanada pada tahun 2022 dengan 23 target untuk menghentikan dan mengembalikan hilangnya alam pada tahun 2030.

Sejauh ini, negara-negara telah membuat komitmen sekitar 250 juta dollar AS terhadap dana tersebut, menurut lembaga yang memantau kemajuan dana tersebut.

Dana tersebut merupakan bagian dari perjanjian lebih luas yang dibuat di Montreal dua tahun lalu bagi negara-negara untuk memobilisasi setidaknya 200 miliar dollar AS per tahun pada tahun 2030 untuk keanekaragaman hayati, termasuk 20 miliar dollar AS per tahun pada tahun 2025 dari negara-negara kaya untuk membantu negara-negara berkembang.

Pada pidatonya, Sekjen Guterres menekankan bahwa perusakan alam telah meningkatkan konflik, kelaparan, dan penyakit, memicu kemiskinan, dan memangkas PDB. "Runtuhnya layanan alam seperti penyerbukan dan air bersih, akan mengakibatkan ekonomi global kehilangan triliunan dollar setiap tahunnya, dengan negara-negara termiskin yang paling terpukul," ungkap dia.

Menghindari masa depan seperti itu akan mengharuskan negara-negara menghormati janji-janji mengenai keuangan dan mempercepat dukungan kepada negara-negara berkembang, kata Guterres. AFP/I-1

Baca Juga: