NEW YORK - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), António Guterres, mengatakan telah mengirimkan serangkaian proposal konkret kepada Menteri Luar Negeri Russia, Sergei Lavrov, tentang menghidupkan kembali kesepakatan yang memungkinkan ekspor biji-bijian Ukraina yang aman melalui Laut Hitam.

Dikutip dari The Straits Times, Kamis (31/8), Russia keluar dari perjanjian tersebut pada Juli 2023, setahun setelah perjanjian tersebut ditengahi oleh PBB dan Turki, dengan keluhan bahwa ekspor makanan dan pupuk mereka menghadapi hambatan dan tidak cukupnya pasokan gandum Ukraina ke negara-negara yang membutuhkan.

Surat Guterres muncul menjelang pertemuan antara Presiden Russia, Vladimir Putin, dan Presiden Turki, Tayyip Erdogan. Dua sumber Turki mengatakan kepada Reuters bahwa keduanya akan bertemu pada Senin dan membahas ekspor biji-bijian Laut Hitam.

Kesepakatan biji-bijian Laut Hitam dimaksudkan untuk memerangi krisis pangan global yang menurut PBB telah diperburuk oleh invasi Russia ke Ukraina pada Februari 2022. Russia dan Ukraina sama-sama merupakan eksportir biji-bijian terkemuka.

Dasar Pembaruan

Guterres yakin pengajuan proposal ini bisa menjadi dasar pembaruan, yang itu harus stabil. Namun, Guterres tidak menjelaskan lebih lanjut rincian proposal tersebut.

"Kita tidak bisa memiliki inisiatif Laut Hitam yang berpindah dari krisis ke krisis, dari penangguhan ke penangguhan. Kita perlu memiliki sesuatu yang berhasil dan bermanfaat bagi semua orang," katanya.

Seorang diplomat Russia, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya, mengatakan pada Kamis pagi bahwa tidak ada pengungkapan dalam surat Guterres kepada Lavrov dan surat itu hanya ringkasan dari gagasan PBB sebelumnya, yang tidak berhasil.

Lavrov mengatakan sebelumnya setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan di Moskwa, bahwa Russia tidak melihat tanda-tanda bahwa mereka akan menerima jaminan yang memungkinkannya melanjutkan kesepakatan gandum di Laut Hitam.

Russia mengatakan jika tuntutan untuk meningkatkan ekspor biji-bijian dan pupuk dipenuhi maka Russia akan mempertimbangkan untuk menghidupkan kembali perjanjian Laut Hitam. Salah satu tuntutan utama Moskwa adalah agar Bank Pertanian Russia terhubung kembali ke sistem pembayaran internasional SWIFT. Uni Eropa menghentikannya pada Juni 2022.

Meskipun ekspor makanan dan pupuk Russia tidak terkena sanksi Barat yang diberlakukan setelah invasi Russia ke Ukraina, Moskwa mengatakan pembatasan pembayaran, logistik, dan asuransi telah menghambat pengiriman.

Baca Juga: