NAIROBI - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (28/2) membuka pertemuan puncak lingkungan di Nairobi, Kenya. Dalam pertemuan puncak itu banyak negara-negara didesak untuk mengadopsi cetak biru perjanjian global penting untuk mengurangi polusi plastik.

Perwakilan dari lebih dari 100 negara diharapkan akan menyepakati kerangka bagi perjanjian pertama di dunia tentang sampah plastik setelah tiga hari pertemuan tatap muka dan virtual.

Ketua Program Lingkungan PBB (UNEP), Inger Andersen, mengatakan bahwa dunia memiliki kesempatan untuk menorehkan sejarah dengan meningkatkan respons global yang terkoordinasi untuk mengatasi epidemi sampah plastik ini.

"Dunia sedang menyaksikan apa yang akan dilakukan negara-negara anggota selama beberapa hari ke depan," kata Andersen. "Tanggung jawab besar ada di pundak kita," imbuh Andersen seraya menambahkan bahwa perjanjian mengatasi sampah plastik ini akan menjadi langkah paling signifikan bagi lingkungan sejak perjanjian iklim Paris. SB/AFP/I-1

Baca Juga: